Contoh naskah

JENIS SISIK DAN MITOS KATURANGGANNYA

2024.04.09 03:44 MelodicConfusion500 JENIS SISIK DAN MITOS KATURANGGANNYA

pukulannya lawan tarung akan merasakan sakit luar dalam Memiliki Mental yang cukup bagus dan banyak dicari oleh para bobotoh Memiliki pergerakan dan keseimbangan kaki yang cukup Lihai
  1. ROTAN (Bulat) Sisik kaki rotan adalah salah satu yang paling banyak dikenal dan sering kita jumpai akan tetapi sisik kaki rotan super yang dipercaya memiliki pukulan menyakitkan bahkan dibilang mematikan. Ayam aduan sisik rotan punya ciri khas kaki berbentuk bulat ramping debgan barisan sisik yang begitu rapih/kerep maka dari itu para penghobi lama lebih menyukai ayam aduan dengan model kaki berbentuk bulat. Memiliki kekuatan pukulan yang begitu keras disertai taji super Memiliki kemampuan pukulan yang dapat Mematahkan tulang leher sehingga lawan tarung tak sanggup menahan rasa sakit Memiliki Mental bagus dan kuat Memiliki Keseimbangan dan pergerakan yang cukup ideal
  2. NAGA BANDA Sisik kaki Naga Banda merupakan jenis kaki ayam bangkok yang paling populer dan dikenal berbahaya tentunya' penghobi sering menyebutkan bahwa ini adalah contoh bentuk kaki ayam bangkokan asli (Original) sejak dulunya. ciri khas Naga banda memiliki sisik yang serupa dengan kulit buah salak melihat dari bentuk kaki dan karakter sisik naga banda memiliki aura yang dapat menakuti lawan. Memiliki Pukulan pedas, panas dan keras sehingga jarang sekali lawan tarung yang tahan jika terkena pukulannya. Memiliki Pukulan Depan yang mampu membuat lawan tersungkur dalam beberapa menit. Memiliki Mental luar Biasa seperti baja. Memiliki Pergerakan kaki yang begitu cepat.
  3. PUTRI KINIRUNG (Selap) Sisik kaki putri kinirung merupakan salah satu katuranggan yang masuk dalam naskah kuno seperti diprimbon jawa misalnya banyak kalangan penghobi mempercayai hal ini. jenis sisik ini diyakini memiliki pukulan yang dapat membuat lawan tarung sempoyongan bahkan lemas. khas putri kinirung sendiri memiliki ciri yaitu sebuah sisik janggal menyelip/melik keluar (dalam bahasa sunda sisik selap) Memiliki pukulan Menyakitkan yang terkenal panas Memiliki kemampuan pukulan yang membuat lawan kebingungan sehingga menjadi lemas bahkan lumpuh Memiliki mental yang bagus dan kuat Memiliki kecepatan dalam pergerakan
  4. SURO WETU Sisik kaki suro wetu merupakan salah satu ayam aduan paling berbahaya dan mematikan Katuranggan yang tersimpan dipercaya memiliki banyak kelebihan dan keampuhan jenis ini masuk kedalam daftar nama - nama ayam suro yang kita ketahui. Selain banyak dicari sisik suro wetu punya nilai harga yang cukup tinggi. Ciri khas Suro wetu yaitu memiliki benjolan pada bagian belakang kaki tepat dibawah taji. Memiliki pukulan yang begitu keras hingga kedalam tulang Memiliki kehebatan yang membuat lawan tumbang dalam beberapa menit. Memiliki Kelebihan dari cara dia melangkan, kuda kuda, dan juga pergerakan Memiliki mental yang cukup dan sulit dikalahkan
11.BATU RANTAI (Buaya) Sisik Kaki Batu Rantai atau dikenal dengan sebutan sisik buaya ini sangat populer dikalangan masyarakat pecinta sabung ayam. Menurut informasi salah satu jenis ini disebutkan keturunan se'ekor buaya maka dari itu setiap penghobi meyakini katuranggan tersimpan didalam sisik ini sangat kuat. Banyak mitos yang mengatakan bahwa sisik batu rantai mudah kelelahan dan tidak boleh bertarung berdekatan dengan pohon bambu. Ciri khas batu rantai sendiri memiliki beberapa sisik pada bagian - bagian bawah jari. Memiliki pukulan yang dikenal pedas dan panas sehingga lawan merasakan nyeri pada bagian urat - urat seperti otot Memiliki Kehebatan pukulan yang mampu membuat tenaga lawan hilang Memiliki mental cukup bagus dan tenaga mudah kembali setelah terkena air Memiliki keseimbangan dan pergerakan kaki yang cukup gesit
  1. BATU LAPAK Sisik batu lapak merupakan salah satu yang paling sulit ditemukan bahkan jarang dimiliki oleh jenis ayam mana pun hanya orang - orang tertentu saja yang beruntung memilikinya. Berbicara katuranggan batu lapak dipercaya memiliki kekuatan pukulan yang dapat mengalahkan lawan dalam sekejap khas batu lapak sendiri punya ciri yaitu terdapat sisik tepat pada bagian telapak kaki. Memiliki pukulan yang dikenal mematikan cukup keras sehingga lawan tarung merasa linu pada bagian - bagian tulang. Memiliki Kehebatan pukulan yang mampu melumpuhkkan lawan dalam sekejap. Memiliki Mental jiwa petarung perkasa. Memiliki pergerakan dan kuda kuda cukup baik.
  2. SATRIYA SINEKTI Sisik kaki satria sinekti adalah salah satu model jenis terlangka sangat sulit ditemukan jenis ini sejak pada jaman dahulu dikenal dengan digdaya yang mempunyai kelebihan sebagai ayam aduan terhebat dan sulit dikalahkan. Menurut primbon yang dituliskan bahwa ayam aduan dengan bentuk kaki seperti ini memiliki katuranggan pada urutan ke 10 dan dijelaskan bahwa satriya sinekti adalah yang tanpa sisik melik dalam artian sisik yang hampir tak terlihat seakan menyatu dengan tulang kaki Memiliki pukulan begitu keras dan mematikan mampu membunuh lawan dengan sangat cepat Memiliki kekuatan pukulan sakti yang bisa membuat lawannya cacat mental Memiliki mental petarung pantang mundur Memiliki pergerakan cepat dalam menyerang
  3. NAGA TEMURUN Sisik kaki Naga temurun merupakan jenis sisik kaki terhebat dan banyak dibicarakan oleh setiap master ayam soal kemampuannya menghabisi lawan. Istilah naga temurun yaitu sisik yang mirip dengan sisik ular naga para penghobi pun mempercayai katuranggan jenis ini punya banyak keistimewaan dari cara teknik bertarung juga pukulan maka dari itu naga temurun dinobatkan salah satu jenis sisik paling berbahaya oleh para lawannya. Ciri khas naga temurun tersebut bisa dibedakan yaitu dilihat dari bentuk barisan sisik belakang yang menurun kesuluruhan memang banyak kalangan penghobi yang keliru tentang hal ini, kami akan menjelaskan secara detail sebetulnya dari kata menurun pada bagian bentuk lengkungan atas berada diposisi bawah tidak berada diatas kalau kita simpulkan secara langsung bentuk sisik berubah menjadi berbalik menghadap ke atas lihat berikut gambar ini.
Tampilan Posisi lengkungan berada dibawah/turun boleh dikatakan sisik kaki ayam aduan naga temurun sesungguhnya !! Memiliki kualitas pukulan super keras/jero Mampu mengalahkan lawan dalam hitungan menit Memiliki kekuatan pukulan bertenaga kuat sampai bagian dalam sehingga lawan merasa kesakitan dan linu pada setiap tulang Memiliki Mental petarung hebat dan kuat Memiliki Keseimbangan dan pergerakan kaki disaat melontarkan pukulan atau pun kuda kuda
  1. TUNGGAK WINARAYAN Sisik Tunggak Winaraya dikenal salah satu sisik mematikan dan banyak dicari para jagoHolic. Dari setiap ciri pecahan pada bagian kedua jari kanan dan kiri (kelingking) dipercaya memiliki katuranggan dari hasil turun temurun. Sisik tunggak winaran sering dikatakan jenis special penghancur lawan bertarung oleh karena itu memiliki ayam aduan dengan khas sisik seperti ini menjadi kebanggaan tersendiri. Memiliki pukulan cukup besar dan mematikan, efek terkena pukulan sisik ini lawan mudah down bahkan stres Memiliki kemampuan pukulan yang dapat membuat bagian tulangan dalam menjadi rusak Memiliki Mental bagus seperti baja Memiliki kecepatan pergerakan dalam menyerang
  2. KAKI BLINGBING SOKA Sisik kaki belingbing soka merupakan salah satu kaki ayam aduan khas ayam bangkok Asli thailan diera ke'emasannya jenis ini dikenal sadis mampu membuat ayam lain cacat seperti kehilangan mental keberanian tentu para pemain lama mengetahui hal tersebut. Ciri sisik blingbing sendiri memiliki khas yaitu bentuk dua barisan sisik yang tersesun rapih dan bagian tengah sedikit menekuk kedalam. Maraknya fovulasi persilangan yang dilakukan setiap penghobi menjadikan sisik jenis ini se'akan menghilang dan jarang terlihat khususnya diwilayah indonesia. Memiliki Pukulan sangat keras dan pedas, satu kali lontaran pukulan yang diluncurkan mampu membuat gangguan pengelihatan pada mata lawan Memiliki kehebatan pukulan tepat pada bagian batangan Memiliki jiwa mental tempur yang bagus Memiliki daya cengkraman dan gerakan baik
  3. NAGA EMAS Sisik kaki Naga Emas salah satu paling berbahaya bahkan dikenal dengan keganasan yang dimiliki dari karakter pukulan atau pun teknik bertarung. Katuranggan naga emas sangat dipercaya akan keampuhan yang tersimpan dari kekuatannya. dilihat dari bentuk fostur dan warna sisik ini punya kemiripan dengan jenis pancuran Emas hanya saja Sisik naga Emas Memiliki tampilan berbeda yaitu bentuk sisik yang tajam dan warna kaki kuning polos. Kini sisik naga emas Terbilang sulit dicari bahkan ditemukan. Memiliki bobot tenaga pukulan tidak terlalu keras namun menyakitkan seperti ditusuk jarum yang mengakibatkan lawan tarung mudur dalam pertempuran Memiliki kehebatan super taji yang dapat merusak bahkan melumpukan Memiliki Mental jiwa seorang petarung sejati Memiliki kecapatan, keseimbang dan pergerakan terbilang agresif/lincah
  4. KADAL METENG Sisik kaki kadal meteng merupakan salah satu sisik ayam aduan yang ditakuti oleh para lawannya dan Katuranggan yang dimiliki masih dipercaya sampai saat ini. Ciri khas jenis ini punya model sisik tajam pada setiap jari kaki. Kadal meteng sering disebutkan salah satu sisik beracun ( dalam bahasa sunda sisik Peurah) biasanya jika terkena pukulan sisik ini akan meninggalkan bekas seperti biru memar. Kadal meteng sebetulnya suatu ciri bentuk sisik yang hanya dimiliki ayam betina/babon maka dari itu jarang sekali terlihat pada ayam jantan berbanggalah anda jika memiliki ayam aduan dengan tampilan sisik seperti berikut ini. Memiliki pukulan pedas dan menyakitkan meski kecil mampu memutuskan saraf Memiliki pukulan tenaga dalam yang banyak disebut pukulan beracun/peurah Memiliki Mental yang terbilang sedikit lambat Memiliki Keseimbangan bagus dan pergerakan lebih lincah
  5. KING SAPU JAGAT Sisik kaki sapu jagat salah satu jenis paling terlangka sulit ditemukan pertama kali ditemukan yaitu dinegara thailan dan Myanmmar hanya orang - orang tertentu saja pernah memilikinya. Berbicara tentang Katuranggan sisik ini sering dikatakan punya banyak keistimewaan seperti aura wibawa dan kesan melihat dari bentuk tampilan king sapu jagat punya pamor sisik menakutkan bahkan para penghobi lama menyebutnya salah satu mesin pembunuh dalam artian mampu mengalahkan lawan hanya dengan 3/4 kali pukulan. ciri khas king sapu jagat sendiri punya ciri sisik aneh dan unik yang menyerupai tulang kalau diperhatikan hampir mirip dengan bentuk taji/jalu Memiliki pukulan sangat keras disertai taji/jalu yang mampu membuat lawannya ambruk dengan hanya berapa pukulan saja Memiliki kehebatan pukulan special depan dan badan sangat ahli dibidang brangkot Memiliki mental cukup ganas saat bertarung Memiliki pergerakan kaki sedikit lamban
  6. ULAR PANDAN (Pandanus Snake) Siapa yang tak mengenal salah satu sisik paling dicari dan populer dengan famor khas sisik kaki berwarna hijau ini menjadi jenis yang terhebat dan berbahaya didunia sabung ayam. Menurut cerita sisik ular pandan dikenal paling ditakuti para bobotoh papan atas pada masa itu jenis ini memiliki pecahan komplit atau istilah tembus pada setiap jari dan sisik utama. Para hobi mempercayai Katuranggan ayam aduan model sisik ular pandan begitu kuat dan sakti Berikut ciri asli sisik ular pandan. Memiliki pukulan super tandes/jero terasa pada setiap tulang dalam, Sangat cepat dibidang menuntaskan pertarungan Memiliki kelebihan balasan pukulan lebih menyakitkan, efek terkena pukulannya mampu memberikan reaksi cepat yang berpengaruh pada setiap otot - otot sehingga lawan tidak bisa berjalan bahkan memukul Memiliki Mental yang dikenal keganasannya Memiliki keseimbangan dan pergerakan super cepat juga baik
  7. GAMBIR Sisik kaki Gambir memiliki khas warna corak merah kecoklatan pada bagian sisik utama' ayam aduan dengan sisik seperti ini merupakan salah satu yang boleh dikatakan paling berbahaya jika terkena pukulanya mampu membuat lawan terguling bahkan K.O dalam beberapa ronde. Sisik gambir menjadikan terfavorit dihati dan dimata pecinta sabung ayam, menurut mitos sisik yang terdapat corak merah adalah ayam terkuat dan sulit untuk dikalahkan. Memiliki pukulan pedas, panas dan keras mampu merusak pada bagian kelemahan lawan Memiliki kekuatan tenaga pukul 2x lipat lebih menyakitkan, Jika terkena pukulan pada bagian sambungan leher bisa berakibat fatal Memiliki mental super dan pemberani Memiliki pergerakan dan kecepatan kaki cukup seimbang saat melakukan penyerangan atau pun kuda - kuda
Mungkin itu saja 21 Nama Sisik Kaki Ayam Petarung Terhebat Dan Paling Banyak Dicari pilihan dari setiap model dan ciri sisik yang saya tuliskan dalam artikel ini merupakan jenis sisik kaki ayam aduan pilihan yang dikenal akan keganasan dan kehebatan masing - masing saya harap informasi ini sedikit memberikan ilmu tentang nama nama dan kualitas jenis sisik.
submitted by MelodicConfusion500 to AYAMBANGKOK [link] [comments]


2022.12.28 06:56 d5bludzpsds Contoh Naskah Iklan Layanan Masyarakat Tentang Kesehatan - Info Aktual

submitted by d5bludzpsds to u/d5bludzpsds [link] [comments]


2021.04.26 05:02 RandomizedID FAQ Tentang Publikasi ke Jurnal [dan Conferences, somewhat] sebagai peneliti/akademisi INDONESIA.

Disclaimer: Albeit I'm a social researcher, and I've only been publishing since 2016/2017 [conference proceedings and journals], so take my advice/experience with a grain of salt. For context, summary of my international publication numbers are:
Currently, I am an assistant editor for 2-journals [1 national, 1 international] and previously a journal manager for 1 national journal.
NOTE: indexing itu gak cuman scopus doang, tapi di Indonesia bekennya scopus, jadi banyak dari contoh dan standard yang gue pake dibawah ini adalah scopus. INI BERDASARKAN KASUS/SITUASI/KONDISI DI INDONESIA, JANGAN DISAMAKAN DENGAN DI EU/US/etc. Please gak perlu nulis di komen, "gue di EU/US/JP gak gini kok..." ya iyalah beda.

Dibayar gak sih untuk menerbitkan jurnal di Indonesia?
Jawaban sederhananya, enggak. TAPI, setau saya, banyak universitas/lembaga penelitian yang biasanya memberikan insentif untuk peneliti yang berhasil menerbitkan artikelnya di jurnal SCOPUS Q3-Q1. Contohnya, sampai 2019 lalu, dosen ITB dibayar sampai 20jt per paper kalau bisa papernya diterima jurnal Scopus Q1. Untuk universitas/prodi yang belum ada kejelasan tentang insentif untuk peneliti, bukan berarti instansi gak bersedia mereward usaha kalian kok. Triknya disini, begitu kamu dapat hasl review awal [contohnya, kamu dapat email Accepted with Revision dari jurnal], sembari kamu revisi dan sebelum kirim ulang ke jurnalnya, kamu bisa tanya ke institusi tentang apa yang bisa kamu dapatkan dari penerbitan paper ini. Kecuali kalau kamu mahasiswa S3, biasanya gak ada kewajiban kamu harus menerbitkan paper di jurnal-jurnal besar; walaupun banyak sekarang mahasiswa S2 udah diminta untuk publish, tapi kalau dipikir2 lagi, itu juga bukan kewajiban mereka tapi lebih ke institusi dikejer punya banyak publikasi. Jadi, jangan ragu untuk bertanya, kalau kamu menerbitkan paper ini dengan afiliasi institusi kamu akan dapat apa, jangan ragu untuk bernegosiasi juga dengan pihak institusi. Inget, mereka lebih perlu paper lu dari pada lu perlu mereka untuk afiliasi di paper lu, apalagi kalau publikasi ini ada di jurnal-jurnal ternama. Gak jarang kok kalau kamu nanya, seenggaknya kamu bisa negosiasi dengan fakultas untuk dapat pendanaan untuk penelitian selanjutnya. INGET, dalam banyak hal, if you never asked, you'll never get it.

Biaya penerbitan jurnal?
Bianya penerbitan jurnal [kecuali jurnal abal-abal] pada dasarnya 0 untuk penulis, atau kalaupun ada APC [article processing charge/fee] biasanya untuk jurnal-jurnal yang bener itu gak mahal walaupun udah SCOPUS Q1 or Q2. Biasanya yang punya APC itu kalau jurnalnya dikelola oleh Univ/Fak dan mereka kehilangan dana [atau jumlah artikel yang diterimanya terlalu besar jadi biaya maintain jurnalnya lebih besar]. Misalnya, beberapa jurnal UGM (gak scopus) itu APCnya sekitar 750rb. Jurnal IJAL UPI [Q2] APCnya mulai tahun ini $350. Beberapa jurnal lain yang gue tau juga APCnya sekitar USD50-250. DAN semuanya hanya dibayarkan kalau sudah diterima, kalau misalnya peneliti gak sanggup, bisa hubungi editor dan bilang bahwa penelitian ini gak ada anggarannya dll jadi apakah ada kemungkinan waived APC [most of the time, IF it's a good article, they will waive it].
Kadang kali ada beberapa jurnal yang tetap mau menerima dan publish KALAU kamu bayar APC besar-besaran [biasanya ini disebut Hybrid Open Access]. Jadi manuskrip kamu akan dihitung sebagai artikel open access, tp kamu yang membiayai proses publikasinya. Misalnya untuk Wiley, costnya sekitar 2,850-3,500 USD or Euro [gak inget pastinya Euro or USD].
Buat kamu-kamu yang idealis dan percaya bahwa pengetahuan itu harusnya free aka gratis segratis-gratisnya, kamu juga punya opsi untuk ngirim naskah kamu ke open access journals. Most of these journals are free for both authors and readers.

I don't have funding, how do I do research?
This is significantlly different accross discipline, but in many discipline, I think the principle is inherently the same. Prinsipnya, dalam penelitian itu yang paling penting adalah data. Jadi, selama kamu punya akses data, ya sebenarnya kamu bisa aja melakukan penelitian. Misalnya, saat gue baru mulai penelitian pribadi, gue juga gak punya disposable income untuk amdat [please, print kuesioner, persiapan ekperiment, ngasih gimmick, dll itu gak murah]. TAPI, gue tau bahwa gue bisa dapat data dari skripsi-skripsi mahasiswa yang berjibun. So, gue putuskan untuk ngelakuin meta-analisis dari satu variabel yang umum dipilih mahasiswa. Gue ngumpulin sekitar 130-skrispi, gue analisis kontennya [gue dapat sekitar 60an quant-study yang seluruh asumsi penelitiannya akurat, alias gak salah konsep dan pengukuran], lalu gue kumpulin datanya [sekitar 40 yang melampirkan data penelitiannya]. Dari sini gue dapat sekitar 1,700 data untuk gue analisis dengan sedalam-dalamnya. Selain ini, gue juga pernah kok ngelakuin analisis twitter. Gue tangkringin satu hashtag sampai beberapa hari dan gue [manually, i didn't know how to do data scrapping back then] copas masing-masing tweetnya, gue koding, dan gue analisis hasilnya. Other way, titip kuesioner ke dosen, ajak beliau penelitian bareng dan share the whole data, lu tinggal ngomong lu pake variable apa aja untuk penelitian dia dan dia bisa pake variable lainnya. Masih other way, bikin kuesioner online, datengin tempat orang-orang ngumpul, minta mereka ngisi kuesioner kamu, gue berhasil dapat sekitar 400-data tentang parasangka etnis lewat cara ini, ngumpulin datanya hampir 2minggu, response rate gue sekitar 30% (cuman 3 dari 10 orang yang bener-bener ngisi kuesioner gue).
So, yeah, kalau gak punya uang, ya gapapa, you can compensate money with time and energy. Apakah cape? Ya iyalah pasti. BUT, seenggaknya lu bisa belajar juga bahwa bener kok, gak punya uang bukan berarti gak bisa ngelakuin riset. Kalau memang minatnya kesana, ya pasti bisa.

Apa bedanya artikel prosiding dan jurnal?
Dari segi kualitas, prosiding biasanya gak seketat jurnal, walaupun gak berarti bahwa prosiding itu gak berkualitas. Biasanya, prosiding itu adalah bentuk artikel dari presentasi yang kamu lakukan dalam konferensi-konferensi. Dalam banyak kasus, sering kali orang publish ke prosiding kalau belum PD untuk publish ke jurnal. TAPI, kembali lagi, semua tergantung sama konferensinya. Banyak kok konferensi yang prosidingnya berkualitas walaupun tidak sampai terindex scopus.

Authorship.
IDEALNYA, penulis pertama adalah orang yang paling berkontribusi dalam BOTH penelitian dan penulisan naskah. Sering kali, emang yang paling berkontribusi dalam proses penelitian itu bukan orang yang paling berkontribusi dalam penulisan naskah, nah disinilah urutan penulisan harus dibahas [kalau perlu, both as first author juga bisa kok]. Sering juga, sebagai peneliti utama, kamu merasa bahwa dosbim berkontribusi banget dalam penelitian kamu walaupun beliau gak ikutan menulis maupun membantu dalam proses penelitian. Dalam kasus ini, kalau kamu gak ada masalah dengan menambahkan dosbim sebagai peneliti kedua dst, ya silahkan, yang jelas, diusahakan untuk jangan masukin nama orang yang gak berkontribusi dalam paper kamu.
ALSO, perlu pertimbangan budaya juga dalam hal authorship. Walaupun biasanya siapa aja authornya dan bagaimana urutannya itu berdasarkan pada kontribusi masing-masing author, kadang prakteknya ya gak seperti itu. Misalnya, di US/CA, dosbim yang gak membantu menulis ya gak perlu ditulis namanya [walaupun beliau mereview paper lu sebelum lu submit ke jurnal]. Sementara di EU, biasanya dosbim jadi honorary authorship [as last author] makanya di EU, last author itu lebih prestigious dari pada second to second-to-last kadang-kadang. Di Indonesia, biasanya tergantung dari lulusan mana dosbimnya, biasanya kalau dosbimnya lulusan EU, mereka ngotot harus dimasukin namanya sebagai penulis padahal ngebimbing juga gak selalu signifikan.
[Note: Gue personally, waktu gue di Indo, selalu ngomong dari awal bahwa ini papernya udah jadi, kalau temen/dosen mau nambahin secara signifikan (inc. oldat tambahan), gue gak masalah untuk masukin nama dia, kalau sekedar baca ngasih opini doang ya acknowledgement. Dalam kasus gue juga, selain skripsi, gue gak pernah minta bimbingan sih, kadang kalau kita lagi ngumpul-ngumpul ya bahas penelitian masing-masing dan ngasih ide satu sama lain, tapi gak pernah jatuhnya bimbingan juga, jadi secara personal, gue gak pernah merasa bahwa gue wajib masukin nama mereka sebagai pembimbing.]
Masalah dalam authorship yang sering kali gue liat adalah 'pembelian authorship'. Misalnya, paper gue cukup bagus, jadi ada dosen dari instansi mana minta namanya dimasukin ke paper gue dan dia akan bayar biaya APC kalau diminta dan mengganti biaya penelitian gue [dan jangan kaget kalau diminta jadi penulis pertama juga]. FEEL free untuk menolak hal-hal seperti ini kalau kamu keberatan, unless kalau kamu rela-rela aja tulisanmu dibayar orang (yeah, ghost authorship is very... very... verrrrry common in Indonesia, mulai dari skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal pun banyak). Ingat, pada dasarnya, authorship itu sebuah hak dan kewajiban, as an author, you are responsible for every little thing you write in your paper.

Proses publikasi jurnal dan lamanya.
Lamanya proses publikasi jurnal itu pada umumnya tergantung dari jurnalnya itu sendiri, gak jarang kok kalau kamu akan nunggu 3-9 bulan untuk dapat kabar dari reviewer doang dan nunggu sekitar 2-6 bulan lagi sampai paper kamu publish setelah kamu revisi. Dari pengalaman gue publish paper, paling cepet gue dapat kabar itu sekitar 2-bulan, lalu mereka kasih gue waktu 2-minggu untuk edit berdasarkan hasil review, dan kurang dari satu bulan kemudian paper gue udah publish. Paling lama, paper gue direview sampai 10-bulan [gue nanya apakah udah review atau belum setelah bulan ke-3, tapi kebetulan reviewernya aja yang lagi sibuk jadi emang agak lama], saat ini, papernya lagi in-press dan udah 1-bulan sejak gue revisi.
Pada umumnya setelah kamu submit manuskrip ke jurnal, biasanya kamu dapat email bahwa kamu udah submit dan akan dikabarin kalau ada berita tentang manuskrip kamu. Kadang kala, dalam waktu beberapa hari [sampai 2-minggu], kamu bisa dapat kabar dari pihak editor [managing editor, assistant editor, journal manager etc] untuk perbaiki format submisi kamu. Biasanya ini kejadian kalau jenis citationnya salah sih, misalnya diminta Chicago tapi kamu pakainya APA. Selain itu, sering juga dalam rentang beberapa hari ini kamu dapat letter of rejection, biasanya ini karena level of plagiarismnya cukup tinggi waktu mereka masukin ke software [sejenis: Turnitin]. Selain itu, ini biasanya terjadi kalau bahasa penulisan dalam manuskrip kamu kurang memadai, misalnya, dari abstrak aja udah keliatan bahwa grammarnya kacau, jadi biasanya dikirim balik naskahnya untuk diperbaiki dan resubmit [or direject langsung]. Biasanya, kalau setelah satu bulan gak ada kabar sama sekali, it's saved to assume bahwa paper kamu udah diforward ke [content] editor.
Setelah lulus seleksi awal dan manuskrip dikirim ke tim editor, manuskrip akan dibaca oleh salah satu editor [or maybe more, sometime] untuk dilihat apakah paper ini layak publish di jurnal ini atau enggak. Berdasarkan pengalaman gue, editor-editor ini beneran bacain manuskrip yang diterima lho, satu-satu. Gue juga [sebagai asisten editor] baca semua manuskrip yang dikasih ke gue. Setelah kami baca, kami akan ambil keputusan apakah paper ini layak untuk jurnal ini atau enggak. Kalau layak, kami akan carikan reviewer untuk paper tersebut [per topik beda reviewernya], kalau sudah nemu ahli yang mau mereview, kami kirimkan manuskrip ke reviewer tersebut.
Dr reviewer nanti dibaca, review dan bikin detail recommendation ttg apakah paper ini pantas publish atau enggak dr sudut pandang ilmu yg spesifik. Bedanya review tahap ini dan tahap sebelumnya adalah pada keabsahan konten, apakah teori/konsepnya akurat, apakah metodologinya adekuat, apakah diskusinya dapat dipertanggungjawabkan dari segi data atau enggak. Setelahnya, manuskrip akan dikirim ke editor lagi dengan rekomendasi sebagai berikut: publish as is, publish with minor revision, publish with major revision, or reject.
Editor kemudian buat keputusan berdasarkan kedua (or more) review, misal kalau salah satu reject salah satu publish with minor revision, ya mungkin editor akan cari 3rd reviewer... or he/she decides on her own. Anyway, abis ini dia akan kirim keputusan akhir ke author dan author yg wajib revisi lagi sebelum dikirim balik ke editor.
Setelah manuskrip direvisi, editor akan membandingkan apakah manuskrip ini emang direvisi sesuai review atau enggak, dan segala tetek-bengek lainnya. Kalau semuanya udah oke, editor akan kirim surat lagi ke author yang biasanya berisi: pemberitahuan acceptance/rejection [kalau diterima, dikasih tau juga untuk edisi kapan], lisensi, copywrite transfer agreement, dst.
Pada umumnya, proses ini semua dilakukan secara double-blind, biasanya kalaupun ada yang tau ini paper siapa dll. itu cuman managing editor [petugas yang nerima manuskrip awal banget]. By 'pada umumnya' I meant di Indonesia, US, dan beberapa jurnal EU yang gue tau ya. Emang kadang [so far baru liat di Indonesia sih] ada jurnal yang editor dan reviewernya itu-itu aja, jadi kadang dosen-dosen yang secara personal kenal mereka suka minta request biar papernya cepet direview dll dan ya akibatnya mereka tau ini paper siapa dll. Tapi ya kembali lagi, cuman karena orang lain bisa gak jujur, bukan berarti semua orang itu gak jujur. So far, gue belom pernah kok ngerequest seperti ini dan paper-paper gue keterima-keterima aja tuh. Gue pernah diminta untuk cepetan review paper seorang dosen di Indo, ya emang kalau memungkinkan akan gue proses artikel dia lebih cepat, tapi ya tetap bukan gue juga yang review karena gak afdol kalau gue review paper seseorang yang gue kenal.

Siapa yang bisa publish ke jurnal?
Pada umumnya, siapapun bisa publish ke jurnal. Selama manuskrip lu lulus quality check, gak akan dipermasalahkan siapa yang menulis dll. Bahkan, udah lumayan banyak kok anak SMA [non Indonesia sih] yang mulai publish albeit not the best journals.
Apakah benar kalau kita masukin nama-nama besar [dosen ternama dll], paper kita akan lebih gampang publish? Yes and No. Ini tergantung jurnalnya dan tergantung integritas editor, kadang ada juga editor yang bias, so ofc this happens. Tapi kembali lagi, kalau paper kamu kualitasnya benar-benar bagus, ada atau gak ada nama-nama beken gak akan ngepek kok.

How hard is it to publish? How to start?
Again, it depends. Berdasarkan pengalaman gue di Indonesia, yang bikin susah publikasi adalah karena kita kurang baca. Karena kita kurang baca, kita gak bisa menulis dengan efektif. Karena gak bisa menulis dengan efektif, argumen yang kita sampaikan juga jadi gak memadai. Disini, memadai artinya sesuai konteks/teori/data. Sering kali, dalam artikel-artikel yang biasanya gue tolak, itu karena mereka gak punya argumen baru [cuman ngulangin apa kata jurnal lain tapi gak diperdalam sama sekali] atau malah terlalu 'ngarang' [bikin asumsi yang terlalu jauh berdasarkan data/teori yang terbatas].
As how to start, dari pengalaman gue, ada beberapa cara lu bisa mulai research to publish. Kalau kamu mahasiswa [atau masih punya akses ke univ/dosen], cara paling gampang adalah samperin dosen dan minta untuk jadi asisten penelitian beliau. Biasanya, kalau baru mulai [atau dosennya lagi gak punya dana penelitian dari mana-mana] kamu gak akan dibayar sih, tapi kalau udah ada budget, bisa juga kamu minta dibayar, cuman ya itu, jangan harap akan besar bayarannya. Gue pernah kok ikutan penelitian dosen, sekitar 6-bulan gitu sampai beres manuksrip kami, gue cuman dibayar 500rb dan itu pun cuman karena tiba-tiba beliau dapat funding untuk ngeganti cost penelitian [beliau terbuka banget kok soal fundingnya, kami cuman dapat 3jt dari fakultas dan kami prioritaskan bayar asisten mahasiswa dulu]. Setelah kamu lebih nyaman tentang tetek-bengek penelitian, mulailah kamu berproyek sendiri. Kalau masih kurang nyaman dengan ini, coba kamu berproyek sendiri dan minta dosen/temen untuk jadi partner proyek kamu. Disini, mulailah dengan penelitian kecil-kecilan, bahkan kalau perlu kamu mulailah dengan belajar menuis literature review [trust me, this is a much needed skills]. Coba kirim manuskrip kamu ke jurnal-jurnal lokal dulu kalau kamu gak pede dengan hasil tulisan kamu [apalagi kalau kamu gak pede sama kemampuan bahasa Inggris kamu], kalau udah lebih pede, baru kirim ke jurnal yang lebih pretigious.
submitted by RandomizedID to indonesia [link] [comments]


2021.02.28 04:09 AnjingTerang Polisi virtual dalam konteks.

Kapolri mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE/2/II/2021 tanggal 19 Februari 2021 perihal Kesadaran Budaya Berteika untuk Mewujudkan Ruang Digital Indonesia yang Bersih, Sehat dan Produktif. Dalam SE tersebut, disampaikan maksud sebagai berikut:
  1. Sehubungan dengan rujukan di atas dan mempertimbangkan perkembangan situasi nasional terkait penerapan UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dinilai kontradiktif dengan hak kebebasan berekspresi masyarakat melalui ruang digital, maka diharapkan kepada seluruh anggota Polri berkomitmen menerapkan penegakan hukum yang dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat.
  2. Bahwa dalam rangka penegakan hukum yang berkeadilan dimaskud, Polri senantiasa mengedepankan edukasi dan langkah persuasif sehingga dapat menghindari adanya dugaan kriminalisasi terhadap orang yang dilaporkan serta dapat menjamin ruang digital Indonesia agar tetap bersih, sehat, beretika, dan produktif
Dapat dilihat bahwa Polisi berupaya untuk memberikan keadilan dalam implementasi UU ITE yang selama ini dipermasalahkan oleh Masyarakat. Salah satunya adalah bagaimana UU ITE digunakan oleh berbagai pihak untuk langsung dibawa ke meja hijau dalam langkah kriminalisasi tanpa ada peran polisi yang memberikan peringatan/pembinaan terlebih dahulu.
Oleh karena itu Polisi menerapkan polisi virtual di media sosial sebagai salah satu ruang publik masyarakat Indonesia dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana UU No. 2 tahun 2002 untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat yang menekankan unsur pembinaan dengan definisi kamtibmas:
Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Dalam implementasinya dan perkembangan terakhir, juga dapat dilihat bahwa dalam proses pembinaan tersebut, Polisi juga berupaya menghilangkan subjektivitas polisi dalam melakukan tindakan peringatan atau tindakan lebih berat melalui konsultasi dengan tim ahli.
Dengan ini, gue melihat bahwa ketakutan yang disampaikan beberapa orang terhadap polisi virtual tidak berdasar karena terdapat dengan jelas suatu proses terukur yang dapat dipantau oleh masyarakat penerapannya. Jika terdapat suatu kecacatan dalam proses pembinaan dan penindakan dimana terdapat penyelewengan kekuasaan oleh kelompok dengan kepentingan tertentu maka masyarakat dapat merujuk kepada proses dimaksud. Masyarakat tetap memiliki kendali terhadap Pemerintah termasuk Polisi.
Jujur aja, gue sendiri penasaran kedepannya akan seperti apa polisi virtual ini diterapkan karena hingga saat ini masih cenderung soft dibandingkan kondisi sebelumnya dimana setiap orang dapat saling mengkriminalisasi pihak lain atas dasar UU ITE. Kebijakan ini juga lebih soft dibandingkan kendali keras oleh pemerintahan RRT terhadap ruang sosialnya di dunia maya atau kebijakan FBI yang memantau dunia maya tanpa sepengetahuan masyarakatnya dan menembus ruang pribadi masyarakat.
Gue juga melihat sebenernya banyak perdebatan yang harusnya lebih digaungkan dibandingkan sekedar "ketakutan akan kembali ke ORBA", gue capek ngedengerin udh 20 tahunan masih aja belum bisa move on dari hantu Orba, mau sampai kapan Indonesia terbelenggu terus dengan itu.
Contoh perdebatan yang bisa dibahas:
  1. Kekuatan hukum dari surat edaran kapolri serta mekanisme implementasinya: Surat Edaran sebagaimana Peraturan Arsip Nasional No. 7 tahun 2018 adalah "Naskah Dinas yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak." Perlu ditekankan ini hanya pemberitahuan. Dimana keputusan kapolri yang mengatur tentang pembentukan tim Polisi Virtual ini? Siapa saja Tim Ahli-nya? Bagaimana mekanisme koordinasi antara Polisi Virtual dengan Tim Ahli?
  2. Definisi Ruang Virtual Indonesia: Melalui Polisi Virtual, Polri ingin membina keamanan dan ketertiban masyarakat Indonesia di ruang virtual, tapi dimana saja batasannya? Jika ada orang asing yang komentar dengan bahasa Indonesia terhadap postingan orang Indonesia apakah bisa terjerat UU ITE? Apakah orang Indonesia yang komentar di postingan orang asing menggunakan bahasa asing dapat terjerat UU ITE? Internet adalah dunia tanpa batasan yang jelas, berbeda dengan intranet seperti di Iran dan RRT (itupun mereka masih bisa mengakses internet dengan cara-cara tertentu).
  3. Kejahatan pada dunia maya: Kejahatan apa saja yang termasuk di dunia maya? Saat ini beberapa pemberitaan masih terbatas pada "Hoax, pencemaran nama baik, dll" yang umumnya digunakan sebagai dasar penjeratan UU ITE. Apakah penipuan dalam bentuk lainnya seperti scam juga dapat dilaporkan kepada polisi virtual? dimana bisa melaporkannya?
  4. Tindakan yang dapat dilakukan polisi virtual: Polisi virtual diberitakan dapat memberikan teguran hingga 3 kali sebelum pemanggilan pemilik akun terkait. Bagaimana polisi virtual dapat mengidentifikasi akun bersifat anonim? seberapa efektif polisi virtual jika kebanyakan akun adalah akun kloning yang sulit atau tidak dapat diakses identitas pribadinya? Apakah polisi virtual bergantung pada illiterasi penggunaan sosial media dimana orang-orang komentar menggunakan akun utama yang terkait dengan identitas pribadi pemilik akun?
submitted by AnjingTerang to indonesia [link] [comments]


2018.05.13 06:40 denitadewi Contoh Teks Drama Pendek-Naskah

Contoh Teks Drama Pendek-Naskah submitted by denitadewi to u/denitadewi [link] [comments]


2018.05.12 08:54 CiciPurnama Contoh Teks Drama Pendek-Naskah

Contoh Teks Drama Pendek-Naskah submitted by CiciPurnama to u/CiciPurnama [link] [comments]


2011.08.17 23:56 sinilemtea6 Contoh Pidato - Contoh Naskah Pidato

Contoh Pidato - Contoh Naskah Pidato
submitted by sinilemtea6 to reddit.com [link] [comments]


2011.08.17 09:50 sinilemtea6 Contoh Pidato - Contoh Naskah Pidato

Contoh Pidato - Contoh Naskah Pidato
submitted by sinilemtea6 to reddit.com [link] [comments]


http://activeproperty.pl/