Cerita ngentot sama ibu mertua kesepian

Going NC with family? Is this petty?

2024.05.26 21:38 siderealscorpio_02 Going NC with family? Is this petty?

Hi everyone. I'm 24F. Currently living out of pulau Jawa. Anak pertama, dan punya adik 14M.
Backstory: Right after high school, i took a gap year mainly because my family's finance was not good at all. Mom had numerous debt after my step dad passing in 2015. So i worked ever since i was 18, dari serabutan sampe akhirnya gue bisa dpt corporate job thn 2019. Kuliah sambil kerja (awal masih dibantu nyokap untuk bayar UKT, tapi semester 3 sampai gue lulus it was all me). Dan dari kerjaan serabutan gue pertama, sampai sekarang, I have always tried to give something to my mom. Dari nominal kecil sampe lumayan gede gue selalu share as my thank you.
Singkat cerita, setelah sekian lama enduring all the passive agressive from my family (mom and brother), gue dpt offer di luar pulau untuk kerja dan gue ambil tanpa mikir panjang karena gue udah segatahan itu dirumah. Giving money is one thing, being eldest daughter is another thing. Nyokap gue dititik kalo ngobrol sama gue gajauh-jauh dari duit. I could talk about the anything with her it will end up to her lacking of money. Even gue udh jauh dari rumah, isi chat kita garing, gada tuh nanya kabar gue gmn/kerjaan gue dan ujung2nya bakal ngomongin duit. And because I know her, that's her way of asking money. She never explicitly 'asking' for money from me, rather she will be passive agressive, atau kode2 gitu loh. Gue pernah blg sm dia, kalo memang butuh, ngomong, gausah gaenakan, dan sebisa mungkin jika gue mampu gue akan bantu.
Tapi tetep aja, masih dengan kode2 itu, ditambah omongan dia yang selalu terngiang "Mama gabutuh uang dari kamu, ka. Mama cuma butuh kamu berbakti aja sama mama, cukup kok. Mama masih bisa sendiri kalo uang." Tapi gue gapernah dengerin dan gue ngerasa selama gue masih tinggal dirumah dia, gue harus bantu. Sampai akhirnya gue memutuskan untuk move out. I thought, this way it would be easier to say no, incase i do not want to give her any money (sorry gada uang/uang lg mepet abis). Ternyata engga cuy lol
Saat gue pindah, gaji gue memang naik, tapi gue jg merasa gue harus bayar rent + cost of living dll yang dimana walau bukan pulau jawa, gue juga harus nabung untuk masa depan gue. Gue tetep ngasih setiap bulannya, tapi nominal gue turunin sedikti demi sedikit. Tapi ternyata diluar allowance bulanan yang gue kasih ke dia, gue juga tetep ngasih ke adek gue. Lama-lama banyak yang dia minta, entah dari isi topup e-wallet. Belum lg adek gue minta.Januari kemarin, adek gue dengan bodohnya nabrak orang. Iya umur 14 tahun dikasih motor dan diberi izin, nabrak anak kecil. Untung korbannya cm luka ga sampe meninggal. Nyokap gue nelfon gue, laporan. Salahnya gue disini trauma takut dimintain uang, gue ada omongan bahwa maaf, gue gabisa bantu karena pengeluaran lg memang banyak dan gue baru aja kasih duit bulanan dia juga. Gue saat itu worry tp juga bener2 gabisa bantu + gue ngerasa ini jg kelalaian dia sbg ortu ngasih izin adek bawa motor. Dia sakit hati merasa dia cm pgn lapor tp gue malah bales gitu. Had a whole fight, sampai dimana dia ada omongan yang super nyakitin, kemungkinan gue tidak akan bisa memaafkan dia sampai gue mati nanti.
> She said and I quote "Kamu tidak malu sudah mengambil jatah kasih sayang papa adek kamu? Dia anak yatim kasian gada yang sayang. Kamu dulu saat kecil dapat kasih sayang dari papa dia harusnya kamu malu. Kamu baru bisa ngasih yang tidak seberapa itu jangan harap bisa membayar pengorbanan yang sudah diberikan oleh ibu kamu ini."
(Context: never met my bio father, grew up with my step dad, im grateful he was a decent kind man. Step dad died when I was 15 and my brother was 5. Knp gue harus kesannya ambil jatah? Dan gue tau, gue blm bisa kasih a whole house, tp pengorbanan dan pemberian gue 0 aja gitu dimata dia selama ini? Whew.)
Bulan ini, gue ga ngasih bulanan ke nyokap, karena sejujurnya gue sempet travel tanpa bilang ke mereka. Karena gamau dianggap gue ada uang banyak dan mereka minta lebih. Karena dimata mereka kalo gue bisa jalan2, ada uang lebih untuk mereka dong. Gue gamau ngasih kalo ga ikhlas. Tapi gue dikejar-kejar seakan gue ada hutang sm mereka. Sampe dikirim video tentang anak durhaka halus karena mereka anggep gue ada uang tapi gamau ngasih. Padahal uang gue beneran abis dan gue udh blg ke mereka tanpa konteks gue abis jalan2. But they still kode2 pasif agresif.
I've had enough, gue tau mungkin yang gue tulis disini ga cover beberapa tahun gue menjadi sandwich generation di keluarga gue. All the mental I've had to go through. And I know I sound so selfish to have a desire to cut them off completely over this matter. But truth is, ini resentment built up dari dulu yang memang baru meledak sekarang. P.S Nyokap gue gamau remarry lg krn dia males, gue udh kasih restu kalau memang dia mau nikah biar ada yang provide untuk dia selain gue. Karena gue juga cm anak, bukan the man of the family.
  1. Apakah wise kalau memang gue truly go NC?
  2. Karena posisi gue ga dirumah, gue cm ada foto KK dan copy KK. Is this possible untuk pecah KK
  3. Are there other necessary steps if I'm going to NC with them?
All the help and comment will be appreciated. Thank you.
submitted by siderealscorpio_02 to Perempuan [link] [comments]


2024.05.25 20:13 Enouviaiei Gimana pandangan redditor disini terhadap orang yang rela/tabah ditindas pasangan? (Terlepas dari gender) Hebat? Bodoh?

Gimana pandangan redditor disini terhadap orang yang rela/tabah ditindas pasangan? (Terlepas dari gender) Hebat? Bodoh?
Saya nggak bisa mengkonfirmasi kebenaran postingan ini (karena itu identitas original poster saya crop) tapi postingan-postingan semacam ini sangat mudah dijumpai di internet, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Jadi saya yakin cerita begini pasti banyak juga yang benar-benar terjadi.
Kalau menurut saya pribadi, ini sikap bodoh. Baca post begini tuh rasanya pengen bilang stop glorifikasi orang (terlepas dari gender) yang mau-mau aja ditindas pasangan. Kalau dari deskripsi anaknya, si ibu ini tampak seperti seorang pekerja keras. Kenapa malah bekerja untuk suami yang nggak bisa ngasih apa-apa? Mending kerja untuk bos yang bisa ngasih upah. Kalaupun si ibu punya kebutuhan syahwat mending masturbasi aja, gw ragu suami egois begini bisa muasin istrinya sampai orgasme. Otak saya betulan nggak nyampe.
Kalaupun pakai alasan klasik kasihan sama anak nanti jadi nggak punya bapak atau ibu, loh ya logikanya jelas mending nggak punya orangtua lengkap daripada punya bapak/ibu toxic. Bukannya justru lebih kasihan anak yang sampai curhat di internet gara-gara punya orangtua toxic nan mokondo begini?
Tapi tentu saja saya nggak tega ngomong langsung ke original posternya, takutnya malah nambah beban mental mbaknya. Kalau cerita ini benar, nggak mungkin mbaknya bisa memaksa ibunya yang sudah punya mindset begini 23 tahun untuk ninggalin si sperm donor. Jadi ngocehnya disini saja.
Saya penasaran, bagaimana tanggapan mayoritas redditor yang konon "nggak napak tanah" pada kasus semacam ini? Apakah mirip atau berbeda dengan di platform sebelah?
submitted by Enouviaiei to indonesia [link] [comments]


2024.05.19 09:20 akangmacho KASUS MISTERIUS KETIKA SEORANG PRIA MALAYSIA MENGHILANG KETIKA MELAKUKAN MARATON, DAN TIDAK PERNAH KEMBALI

KASUS MISTERIUS KETIKA SEORANG PRIA MALAYSIA MENGHILANG KETIKA MELAKUKAN MARATON, DAN TIDAK PERNAH KEMBALI

https://preview.redd.it/h2dc69uizb1d1.jpg?width=921&format=pjpg&auto=webp&s=999cbfe3e71e39720ed51aa4891597de2e925299
Muhammad Ashraf Hassan 29 tahun, atau yang di kerap panggil Acep dari Muar Johor, Malaysia, bersama 485 peserta laki-laki dan perempuan lainnya, melakukan lomba maraton Gopeng Ultra Trail (GUT) dari lokasi Gua Tempurung sejauh 25 kilometer, pada sabtu pagi ditanggal 23 Maret 2019. dan berakhir pada hari yang sama di lokasi sama.
Namun ketika semua peserta telah kembali hanya Acep yang tidak junjung kembali, hal ini disadari oleh temannya, Mohd Farid Md Kamal 32 tahun, ketika mendapati Acep masih tidak sampai setelah perlombaan berakhir. Penyelenggaraan mencoba melakukan panggilan telepon namun tidak ada dijawab dari Acep.
Sebanyak 120 orang dikerahkan untuk mencari Acep beserta unit anjing pelacak, di hari yang berbeda pun 170 orang kini terlibat dalam operasi mencari yang melibatkan anggota polis, tentara, pasukan Gerakan AM, dan Relawan. Kehilangannya masih menjadi misteri meskipun hanya botol air yang digunakannya ditemui, namun pasukan SAR masih belum menemui petunjuk lain untuk menemukan Acep.
Hingga pihak keluarga termasuk ibu Acep juga turut melakukan pencarian anaknya, dalam sebuah video ini ibu Acep ketika ikut melakukan pencarian anaknya di malam hari, mengatakan berulang-ulang dalam video ini, "Nampak mak tak Acap? mak kat sini Ashraf". Hingga pada video lain orang-orang melakukan azan di lokasi.
Namun tidak jauh dengan negara Republik, masyarakat dan netizen negara itu mengkaitkan hilangnya Acep dengan unsur mistik. Ironisnya masyarakat lebih gemar cerita hal buruk, ada yang mengatakan dia sengaja kabur, ada yang mengkaitkan dia menikah dengan orang bunian dan tidak ingin kembali, ada pula yang berspekulasi bahwa dia ditangkap jin karena mencuri batu larangan.
Kakak atau Abang dari Muhammad Ashraf, yaitu Mohd Zahiruddin, 35 berkata, "cerita yang sumbernya tidur jelas lebih tersebar luas, namun tidak memberi hasil dalam usaha pencarian, sebaliknya memberi kesan kesedihan kepada keluarga kami yang masih sedang menunggu kepulangannyanya."
"Kami yakin, Ibu pun sama, kita semua sama yakin yang Ashraf masih ada." Kepulangan Mohammad Ashraf Hassan, atau Acap masih dinantikan istri dan anak tercinta. Dia yakin suaminya akan pulang tidak lama lagi. Operasi pencarian telah dikerahkan mulai dari radius 35 km hingga 50 km dan telah mengerahkan 700 pasukan SAR, serta sukarelawan terlibat dalam pencarian di kawasan bukit batu putih hingga Plaza Tol Gopeng. Namun hingga hari ini Acap masih belum ditemukan.
submitted by akangmacho to u/akangmacho [link] [comments]


2024.05.15 02:05 DanielAnakBudi Sebuah harapan dibalik orang yang tidak berduit

Di post ini, aku mau cerita bedasarkan kisah nyata dari sebagian besar orang yang pernah ngobrol sama aku (plus dengan pengalamanku pas bersama mereka) dan mungkin ini bisa menggerakkan hati atau kita makin positif sih. Ada 2 cerita yang bakalan aku bahas, dan kalian bisa pilih aja mau cerita mana yang mau kalian baca. And ofc, i make it short to save everyone's time.
The story has 2 perspective : Gojek, dan Tukang parkir (niatnya mau ada tambahan 1 lagi, yaitu cerita tentang guruku.. maybe next time i guess.)
Let's start with Gojek.
Gojek Kejadian ini terjadi pasca tahun 2021-an (kalo ga salah). Ceritanya, Sahabat jauh dari solo pulang ke sentul dan aku main sama beliau sambil ngobrol bareng kondisi-nya disana. Kami bercengkrama sampai dengan jam 8 malam, dan aku memutuskan untuk pulang (karena nyokap udah nyariin). Aku akhirnya dianterin pulang dengan mobil nyokap sahabatku yang kebetulan lagi satu jalan dari AEON. tapi, aku denger kabar kata-nya bokap-nya temen tiba-tiba sakit dan Nyokap-nya perlu beli obat. Aku nawarin untuk nemenin beli obat + nunjukin apotik terdekat, tapi akhirnya aku cukup minta diberhentiin aja di Lampu merah dekat CCM. Karena aku takut-nya mengganggu juga + takut pulang kemaleman. Cukup ucapan semoga cepat sembuh, dan akhirnya pergi ke kantor polisi perempatan CCM buat pesan Gojek.
Jujur, aku kaget ketika yang dateng ketika pesen Gojek yang dateng adalah perempuan. Aku ga permasalahin kamu kerja jadi apa... tapi dengan kondisi malem seperti ini dan beliau berani narik Gojek? oh my. That's a daring move and deserve my respect. Tapi pas aku mau naik, beliau bilang.. ini baru pertama kali dia ambil pesanan malem-malem dan kebetulan aga capek (kalo ga salah inget). Aku tawarin untuk ngendarain motornya (it was a scoopy. its has good handling but slow as snail speed. but it has good fuel economy. hehe, maaf terlalu mendiskripsikan motornya).
Kami ngobrol di jalan dong... tanya-tanya abis ngapain dan ini itu. Sampai aku nanya ke beliau "Ibu kenapa mau kerja jadi Go-Jek?". Beliau dengan lumayan santai-nya bilang something along like "Karena ada-nya ini pada saat ini, dan saya harus membiayain kedua anak saya". Aku sambil mengucapkan maaf nanya kepada beliau "Maaf bu, saya kalo boleh nanya.. Suami ibu apakah tidak kerja?". Beliau bilang "Suami saya kabur". That bring a chill on my spine... karena ini ngobrol secara langsung. Beliau bela-belain Nganter barang sampai malam, dan bahkan nyoba nge-gojek. it's somewhat shows how mother figure should always be. She wants nothing but her kids to become succeed and didnt end up like her.
And today 2024, i share her story to here... it shows that maybe even at the very rock bottom, you cannot see down but only up. and you need to keep on going whatever your situation is.
okay, Mari kita langsung aja cerita kedua.
Tukang Parkir Mixue Miksu (ga boleh nyebut merek meskipun keliatan dikit, atleast its for the sake of the funni)
Nah, ini sebenarnya kejadian yag masih baru-baru banget. Cerita-nya ini abis ngampus.. Karena lagi kepengen makan eskrim, pergilah aku ke Miksu deket Sate Tegal Laka-laka yang ada di cibinong. Kebetulan disitu ada tukang parkir (yang kebetulan sering ketemuan dan dia ramah).. ngobrol lah aku sama beliau. He give me many wise words dan saran sebelum beranjak ke dunia yang bener-bener dewasa. it was all fun and game.
But then, i ask him... "Tapi pak, dengan pemikiran dan wawasan yang luas. Kenapa bapak jadi tukang parkir?" He said ketika beliau di pelabuhan tanjung priuk, dulunya dia kerja sebagai pengangkut barang dan disukai sama bos-nya karena etos kerja-nya yang tinggi (Sambil nunjukin kertas kerja-nya, dan dokumen penting lainnya ketika kerja di pelabuhan tanjung priuk. I was surprised how did he trust me to the point to show me this). He got paid handsomely, dan dia kerja dari pagi ke pagi. Sampai ketika orang dalam plays along dan kompetisi yang ga sehat mulai masuk. Dia suka disenggol dan begitu sebagai-nya... dan bahkan sudah berfikir kalo sebagai pengangkut barang udah bukan passion dia lagi (karena terkadang dia mesti berantem pas ngangkut barang di jalan entah sama pungli, dll).
Dan dimasa dimana dia udah kepala 5 atau 6 ini (kalo ga salah). Dia hanya ingin meninggal dengan tenang aja. Dia bilang sama aku "Keinginan muda dan tau pasti berbeda. Semakin kamu tua, kamu semakin belajar kalo dalam hidup itu ga semuanya bisa kamu dapatkan. tapi kamu ga boleh nyerah, dan harus tekun".
He's respectable person... even as tukang parkir. Maybe some people doesnt have a choice and ended up like him. Bahkan orang berjasa kayak beliau aja di-injek". like damn..... Hope he's having a good day
That's the story for today folks. Have a good day !
edit : typo :b
submitted by DanielAnakBudi to indonesia [link] [comments]


2024.05.13 02:22 Bujanginam I am M22 planning to stay single seumur hidup biar bisa ngumpulin duit lebih banyak, any advice, please?

I am M22 baru aja lulus, 2 bulan nganggur belum dapet kerja. Mau nanya buat bro and sis, kalau misal saya hidup sendirian, apakah nanti Net Income (Total Pemasukan dikurangi Spending) akan lebih gede dibanding punya pasangan dan beranak?
Asumsinya, kalau misal saya berpasangan, tentu income saya berasal dari dua sumber, yaitu saya dan istri, (saya gamau beristri IRT),
Tapi, di sisi lain, spending nya tentu lebih besar, antara lain:
Rumah harus lebih besar karena ane hidup berkeluarga. Kalau ane hidup sendiri, rumah kecil ga masalah.
Ada biaya buat ngurus dan sekolahin anak. Harus nyari lingkungan yang bagus buat perkembangan anak (yang mana cost lebih mahal juga, lol). Asumsi saya istri pasti mau punya anak, karena jarang perempuan mau childfree di Indonesia, gak kayak di USA.
Ditambah lagi, transfer ke ortu sama mertua.
Variabel waktu juga pertimbangan, kalau single, ane pulang dari kerja bisa pake waktu buat develop skill buat naikin value ane di mata bos, misal, kuliah sampe S3, atau ikut kursus biar, bisa naik jabatan.
Waktu ane juga bisa kepake buat hal lain di luar kerjaan, misal buat hobi di musik atau main game.
Kalau berkeluarga, waktu ane dipake buat interaksi dengan istri dan anak anak.
Kekurangan dari being single adalah sumber pemasukannya cuma ane sendiri, beda kalau punya istri yang kerja, sumber incomenya ada dua (as i said ane ga mau punya istri IRT). Tapi, hal tersebut dibarengi dengan spending yang makin gede jg.
Saya ga masalah hidup sendiri kalo emang net incomenya lebih banyak. Ada saran dari bros and sis? Thank you in advance
Edit: Gua cuma mau mutus rantai setan. Kakek nenek gua miskin. Bapak Ibu miskin. Kakak udah nikah skrng kepala 3 juga masih miskin. Kalau gua nikah dan punya anak, higher chance gua juga tetap miskin, kecuali istri gua kaya raya. Kalau gua punya anak, anak gua kemungkinan besar akan miskin juga, sama sepeti generasi pendahulu dia. Makanya gua mau mutus rantai dengan tidak menikah dan tidak punya anak
submitted by Bujanginam to finansial [link] [comments]


2024.04.26 19:28 kitten1932 Just did my third LPDP interview, gimana sih cara LPDP assign pewawancara ke peserta?

Hi all, ini post pertamaku di reddit since I never had any inclinations to write any. In this case however, aku bener-bener merasa frustasi dan sedih. Aku merasa butuh pov dari orang lain mengenai what has happened during my interview process di LPDP (ku sudah cerita ke orang-orang terdekat, so reddit is not my only place to vent). Didn't find any relevant subreddit, jadi maaf kalau misalnya kurang tepat ya postingannya :(
Hari ini adalah seleksi substansi LPDP ketiga yang sudah kujalanin. Tahun lalu aku daftar 2 kali, dua-duanya gagal di seleksi substansi juga. Pengalaman ku di previous rounds was okay, tiap gagal aku bisa derive sekiranya kenapa sih aku gagal dan try to improve so that I can hopefully succeed di next attempt. Ga pernah juga punya masalah dengan interviewernya. Tapi hari ini aku kedapetan interviewer yang sangat "wah".
Saat pertama kali perkenalan, karena namaku itu sama dengan salah satu penyanyi barat (lets's call her Cecille), interviewer ini (let's call him A) bercanda dan bertanya "wah, kok Cecille ga nyanyi?". Aku balas "Hahah, kalo saya Cecille yang penyanyi itu saya gabakal ada disini pak". His reply was "Iya bisa bedain kok, Cecille mah gemuk kamu engga kok".
Okay, mungkin si bapak A ini memang typical ignorant boomer yang suka becancain fisik wanita. It was a small (albeit tetep unsolicited) comment. I ignored it. Btw disini interviewernya ada 3 ya guys:
  1. Bapak A
  2. Ibu B
  3. Ibu C
Mulailah interviewnya. Awalnya masih aman, Ibu B yang sepertinya psikolog nanya-nanya soal psychological things. It was amicable and respectful. Ketika gantian ke Ibu C, mulai ditanyakan apasih yang mau kucapai di S2 ini, kenapa milih negara yang mau kutuju, dan lain sebagainya. Aku membahas banyak hal dan memang kedapetan pembahasan seperti kenapa aku ga milih S2 di Indo dan apa masalah yang mau ku solve di Indo ini. Disini aku banyak bandingin apa aja yang masih kurang di Indo dibandingin LN. Aku mengingat bahwa hal-hal yang ku bahas itu mostly dari apa yang sudah ku riset, dan dari Ibu C pun juga ga menyangkal data-data yang kubawa. Out of nowhere Ibu C bertanya:
"Oke, kalau gitu misalnya nanti kamu sudah disekolahkan ke LN menggunakan pajak negara yang kamu bodoh-bodohi ini, kamu baka abdcdef...?"
It wasn't the exact wording ya, tapi kira-kira mirip seperti itu. Aku pun kaget karena sepertinya aku memberikan impresi merendahkan Indo dari statement-statement sebelumnya. Aku tidak merasa sudah mengatakan hal yang out of line, tapi aku mikir kalau intensi kita itu mungkin belum tentu dianggap orang dengan tepat. Jadi sebelum menjawab pertanyaan sebenarnya, aku mencoba untuk minta maaf.
Aku: "Oh, bu sebelumnya minta maaf ya kalau saya ngasih impresi seperti membodoh-bodohi Indonesia, saya-" (ini langsung dipotong, dan memang dalam interview bersama Ibu C ini beliau cukup sering memotong pembicaraanku)
Ibu C: "Oh gapapa gapapa. Kan kamu punya asumsi, saya tidak menyalahkan asumsi kamu. Lanjut langsung jawab aja pertanyaannya."
I feel weird. Somewhere during the interview, perkataanku di misinterpret and I can't pinpoint perkataan mana yang menghasilkan impresi itu. Tapi yasudah, aku lanjutkan interviewnya. Akhirnya giliran si Pak A yang menginterview saya.
Guys, it wasn't an interview. The guy literally went batshit crazy. Dia nguliahin aku dan in any given time dia ingin bertanya, dia lakuin itu untuk mojokin aku.
Basically dia punya asumsi bahwa aku ini some arrogant S1 graduate yang gatau apa-apa dan aku nantangin senior-senior yang ada di bidang yang mau kutempuh di S2 (which is him, apparently). Some notable quotes:
"Kamu ini kan istilahnya baru punya gelar S1, tapi seakan-akan lebih tau dari senior-senior di bidangmu yang udah bertahun-tahun di bidangnya"
"Kamu pakai kata 'doang', itu offensive loh" => this is the only tangible indication of where I went wrong, whether whatever data I stated previously was incorrect or not I would never know.
"Kamu manggil saya dan ibu B dan C pakai kata 'kak' itu ga oke loh. Ya mungkin karena kamu kerja di tempat semacam (insert a startup name here)"
Iya, dia marah karena aku sering slip up manggil 'kak' dan dia cukup merendahkan hal itu karena dia melihat itu culture dari startup. But ffs, di startup we don't even use 'kak', we directly use names.
Selain itu dia berusaha menchallenge studi yang mau kulakukan, tapi dia bener-bener gamau dengerin apapun yang kujawab. Dia seperti sudah punya definisi sendiri dan gamau sama sekali untuk menerima apapun yang aku coba jelaskan, ketika aku berusaha untuk menjelaskan dengan elaborate (because it is a complex subject dan a straightforward answer is not gonna cut it), dia bakal motong pembicaraanku, mengulang pertanyaannya secara memaksa dan menyerang hal-hal kecil yang bisa dia serang (nitpicky). From this convo (if it can be called a convo at all), pak A ini ga melihat apa yang mau aku pelajari itu sesuatu yang real tapi dia juga ga mencoba untuk mendengar apa yang mau kusampaikan. Dia lagi-lagi kembali ke gagasan bahwa aku ini sok tau dan ga seharusnya aku merendahkan (dan memakai kata 'doang') in the first place. Semua point yang dia bawa ke argumen ini sebenernya bisa kusanggah dan ingin sekali rasanya aku menjelaskan pov ku, but he really didn't give a damn.
Bahkan I tried apologizing 2 times untuk own up to my possible mistakes. I don't want to offend anyone, dan aku ingin bisa kembali untuk membicarakan yang seharusnya dibicarakan di seleksi substansi pada umumnya. Tapi semuanya tidak didengar karena langsung dipotong.
Aku nahan nangis sepanjang sisa interview itu, karena aku ga dikasih kesempatan untuk present my case, kenapa aku mau kuliah S2 dan apa yang membuat aku bisa mencapai goal yang ingin kulakukan setelah lulus S2. He didn't even ask about the universities I want to go to (padahal aku udah dapet LoA di salah satu uni bagus di UK). Mind you, ini question ter-basic sepanjang sejarah seleksi substansi LPDP yang memang harusnya dibahas. Dan semua ini terjadi karena pak A benar-benar ga professional dalam mengatur emosinya sebagai pewawancara. Honestly kalau memang benar aku membuat kesalahan during the interview, I would own up to it. Tapi mau membuat kesalahan seperti apapun, ga seharusnya pak A malah merendahkan aku, memojokkan aku dan memotong pembicaraanku di setiap saat dia rasa aku ga menjawab sesuai ekspektasinya. Interview dengan pak A itu bahkan 80-90% dia yang berbicara, bukan aku sebagai peserta yang diberikan waktu untuk bercerita.
Pada akhirnya, interview selesai dan aku diberikan waktu untuk mengatakan closing statement. Disitu aku berterima kasih dan juga mengharapkan mereka untuk sukses, walaupun pak A hanya menjawab "Kok jadi kamu yang pengen kita sukses, harusnya kita yang doain kesuksesanmu. Kita mah disini diem-diem aja hahaha".
Segera setalah aku leave Zoom meetingnya, aku melepas tangis selama kurang lebih 2 jam :')
Aku ini orangnya sangat berhati-hati dalam bicara dan dari semua good feedback yang orang kantorku sering kasih, strong point ku selalu ada di bagian komunikasi (especially since I work as a software engineer). Aku juga sangat nyaman melakukan interview, I consider it as my forte during any selection process. Aku ga nyangka journeyku selama 1,5 tahun kebelakang dalam persiapan S2 ku akan berakhir karena aku give a wrong impression during the interview. So much time and money wasted.
It makes me wonder, sebenarnya gimana sih pihak LPDP memilih seorang interviewer? Identitas interviewer disamarkan sehingga aku juga gabisa nebak-nebak apa sih profesi si pak A ini. I guess they do it on purpose supaya gaada kasus sakit hati seperti diriku yang berujung fatal ya haha.
Anyway, aku sayangnya gabisa ngasih banyak detail mengenai banyak hal karena mau maintain anonymity jadi pasti gabisa determine apa yang went wrong gitu. Aku pun masih gatau aku terdengar seperti apa pas interview sehingga bisa memancing respon seprti itu dari pak A. All that I have done itu cuma ngisi survey setelah interviewnya, disitu aku complain mengenai treatmentku dalam interview kali ini. Tapi entahlah, kayaknya gaakan ada tanggapan apapun dari pihak LPDP.
Yang udah baca sampai sejauh ini, terima kasih yaa. Semoga kalian sehat-sehat terus dan terhindar dari orang-orang seperti pak A (dan mungkin dari orang arogan seperti diriku lol).
submitted by kitten1932 to indonesia [link] [comments]


2024.04.10 20:48 admkukuh A little rant for weak ass like me

Halo komodos, gw dari dulu pernah kepikiran kek buat cerita dikit gt disini, gw 20 (M), tapi takut kalo cerita gada hasil apa apa. Gw sangat memandang diri gw rendah dibanding semua org bahkan adek sendiri. Gw ada masalah personal dengan diri gw dan gw ngerasa gw hipokrit karena gw bisa treat others fine or even better but not myself. I see myself as a tool, just give me a bit of maintenance (a bit of attention or being included), and i'll do everything to you.
A little background, gw dibesarin dengan didik kasar sama bokap and it works, tapi entah kenapa belakangan ini gw merasa kalau yg diucapkan oleh ortu gw itu kadang ada yg personal ada yg emotional dump, dan kadang gw merasa sakit hati kalo di ucapin yang memang tidak seharusnya diucapin gt. Bokap gw sih yang biasanya gitu, cuma gw gapapa lah ga mempermasalahkannya, mungkin beliau lagi capek or somewhat lagi ada masalah. Gw ama bokap ga terlalu deket as a result (gw takut sampe skrg ama beliau, tapi masih bisa kalo sekedar komunikasi but not heart to heart, just man to man). Gw dipaksa terus buat ngomong ama bokap kek ngomong apa aja, yang dimana gw gabisa karena gw emg ada luka batin dari kecil buat selalu nerima rant nya dia unconditionally or even get a bit of physical abuse, which im fine cause what could i do. Selalu aja bokap itu ngomongin tentang hubungan emosional but at the same time beliau ngomong kalo anak itu yang ngerti orang tua, bukan sebaliknya. Bokap gw emang egonya besar kalo udah ranah personal, jadi anggep aja ngerawat gw itu out of responsibility, but there is almost no love carried, which is different compared to my sister. Gw gapernah dengki sama siapa siapa di rumah walau udah di perlakukan se kocak itu, soalnya gw emang dikasi tau sama nyokap kandung gw sebelum meninggal buat tetep jadi orang baik, jangan besar egonya, sama tetep inget sama semua kebaikan orang. Gw sendiri emg tipikalnya yang pasrah dan ngalah terus karena yaaa dari kecil emg disuruh ngalah terus mau aku bener ato salah wkwkw. Itulah kenapa gw merasa kalo gw ini gada valuenya samsek, dipandang rendah, dan gapernah dianggap "ingin jadi dewasa", karena bokap gw selalu ngomongin itu ke gw apalagi kalo beliau ada rasa jengkel gatau kenapa tb tb gw targetnya, ya intinya gw jadi target kalo mau di kasarin apa aja bentuknya, dan ntar abis biasa lagi gada maafan gt kek yodah langsung aja ngomong ke gw kek gada perasaan bersalah wkwkw.
Jadi, ceritanya adalah dari akhir januari (2 hari terakhir januari) rumah tangga bokap gw mulai kacau, bener bener yg pertama kali bikin gw ketakutan buat kerumah, singkat cerita nyokap tiri mulai kek orang kesetanan, dan gw yang jadi target marahannya selain ke bokap gw, entah deh gw ada salah apa sama beliau tapi gw gapernah yang namanya ngerugiin orang dari segi apapun, yah mungkin nyokap tiri lagi cape ato gimana tapi ini berlangsuung sampe skrg boi wkwkw, gw disini juga posisi sahabat gw keknya nge cut off gw gatau kenapa (dari 20 jan), dan gw bener bener merasa messed up yang baru yang sama sekali belom pernah gw rasain, kek beneran jatuh yang sukar banget bangkitnya, dan gw sempet ngerasa kalo ini bom waktu sampe gw kelar kuliah terus dpet kerjaan baru di kick gw dari rumah wkwk. Inti dari permasalahan di keluarga gw itu sebenernya gw gatau karena nyokap tiri gw emang gajelas marah" nya, tapi dari apa yg gw dapat karena itu semua rant isinya repetitif semua, itu karena adanya ketidakadilan dalam keluarga gw.... which is actually nonexistent because my father did alot for our family??? Nah terus ini ada yg lucu lagi, kan nyokap tiri gw marah marah lagi gatau lah kenapa, tiba tiba nyuruh bokap gw (bokap gw 20 taun lebih tua btw, so age gap nya gede wkwk) buat kumpulin sekeluarga di meja makan, gw lgsg telp adek kandung gw yg lagi nugas di luar kali ini darurat besar, nah akhirnya sampe rumah, taunya pas sampe rumah dikasi tau kalo gw ama adek gw tuh anak adopsi, tapi pas ngucapinnya ke gw, gw itu anak pungut diambil dari jembatan, terus ngaata ngatain lah nyokap asli gw mandul ato gmn, dan gw kaget lah kek kok bisa ngomong kek gt wkwk, ya gw sih emang dari 6 taun pernah mikir gw ini anak pungut ato bukan ya soalnya gw kek di treat beda sama adek gw cuma yodahlah bomat (iya gw belajar buat bomat dari kecil krn gapernah dibanggakan samsek wkwkw). Nah disitu gw kabur dari rumah sehari aja ketemuan ama temen gw yg kebetulan emang lucu keluarganya, ya saran yg gw dapet abis 4 jam curhat nonstop cuma suruh bodoamat, itu dosa mereka bukan dosa gw, gw gatau ya ges soalnya gw emang baru baru ini kembali beribadah, ya alasan awalnya karena permasalahan di keluarga + di cut off ama sahabat gw. Intinya atmosfir di rumah suram, gw di kos temen gw yg ala kadarnya bisa tidur pulas dibanding di rumah bokap yang beda jauh kondisinya sama kos kos an, yaa di rumah gw bisa tidur tp ga istirahat gt deh wkwkw.
Kalau tentang sahabat gw (21 F), gw udah sahabatan ama dia selama 5 tahun lamanya dari sma, yah baru tahun kemarin si kami jadi deket lagi karena gw curhat tentang kuliah gw yg kacau balau nilainya krn keberatan kuliah waktu itu, dan sempet suicidal, tapi abis semua percakapan panjang itu dia setuju untuk bantu gw dan yap nilai gw selama kuliah bener bener melejit, gw bener bener bisa ber ekspresi se bebas itu, bener bener ga takut sama yang namanya orang asing, dan yaaaa bisa jadi makhluk sosial yg fungsional wkwk. Kita deket, gw confess ke dia, tapi gw ga nembak dia, karena gw dari awal gada intensi buat dapetin dia, ya confess kan ga selalu tentang suka ato cinta gt kan ya wkwk, gw confess aja ke dia sebetapa nyaman dan bahagianya gw berada disampingnya etc., yang dimana awalnya dia yg confess kalo dia menggantungkan kebahagian dia di gw, and the story goes on untill december last year dimana dia mulai capek ama kerjaan dia di organisasi and yeah she decided to be bitter towards everyone, dan dia ilfeel sama gw as a result, tapi gw ga masalahin sih, pas ketemu dia abis event apa gt, gw tanyain kenapa, ada apa, dll in simple terms, dia takut ama gw, tapi gtw kenapa, tepat di ujuung desember dia cerita kalo dia bersalah banyak ama gw karena ya katanya gw menganggap ini kek hal yang wajar, memberi dia waktu dan ruang yang cukup besar menurut dia, dan rela jadi punching bag dia dengan cara di diemin selama hampir 2 bulan wkwkw. Gw ga ngerasa kek itu beban sih awalnya, soalnya ya bro kita udah besar santai aja kali. Memasuki januari kita nongki kan, disitu gw nangis di dia karena gw capek ama kondisi rumah gw waktu itu. Yah diperjalanan pulang dia ngomong kalo gw orangnya tulus, gw yang gapernah nganggep gw sendiri orang baik, tulus, ato apalah itu, kaget lah, intinya ya gw makasih banyak sama sahabat gw satu ini karena bener bener bisa bantu gw nge revive diri gw yang sengaja gw tinggal. Namun semenjak dirinya magang, di minggu terakhir dia magang gw curhat lah ke doi soal masalah dirumah, ga semuanya sih tapi intinya gt, dan dia minta maaf karena gada buat gw kan, gw gapapa karena emang fokusin magang aja biar hasilnya bagus, dan beberapa hari setelahnya gw curhat lagi, but idk i think this time she's mad or something like that to me, she never replied to my text ever from last month. And no, i dont bother her like in the way i need her to help me, i just told her that my day went this and that and yeah, something you could either reply or not and no effect would grow on it. Gw merasa kek gw salah apa yak yang bikin dia pengen cut off gw, soalnya terkahir kali dia silent treatment ke gw, gw merasa salah, taunya dia yg maaf karena bukan gw yg salah gt, yah you guys got the glimpse lah. Gw merasa kek ini downfall of our friendship, and i feel like i ruined everything again for the idk howmany times. To be honest gw ngerasa kalo gw tersakiti sama ekspektasi gw, bukan karena dianya. Yaaa sejak kemaren februari pertengahan dia gapernah ngabarin, sok cerita, ato apalah, well idk if it's because of me or something, but i do hope that she would return one day, with a whole new story.
Nah, gw sekarang itu merasa capek ama semua, pengen curhat dan didengerin, yang dimana biasanya sahabat gw ada buat gw curhat dan sebaliknya. Gw bener bener ngerasa sendiri, walau gw udah doa tiap abis sholat, well intinya gw kesepian dan gw rasanya itu pengeeen banget cerita dan disambung dengan ceritanya lawan bicara, yaa saling cerewet dengan interest masing masing gt lah like how i used to do with my buddy, but now am all alone like idk man, it just feels alone.
Gw gapernah punya kesempatan untuk ngeluh sebesarnya dan diterima, marah sebesarnya dan diterima, serta berbeda pendapat dan diterima. Gw selama idup selalu dibebani sama perasaan bersalah, kurang dan tidak pede, cuma pas gw bersama sahabat gw dimanapun, gw ngerasa gw bisa jadi diri gw sepenuh potensial gw (contoh kecil nilai 2 semester kemarin meningkat pesat sampe gw heran). Gapernah gw mandang gw itu apalah walau beberapa temen gw muji gw karena hard skill ama soft skill gw, yang dimana gw gapernah mandang itu kek sesuatu yang pantas untuk di puji wkwk.
Gitu doang sih ges a little rant of me and my life, if you guys have any suggestion for me or any advice, im all ears. Maaf ya kalo cerita gw ga jelas ato gimana, you could ask for details :D
submitted by admkukuh to indonesia [link] [comments]


2024.04.06 19:17 Electrical-Site-703 sangkuriang

Dongeng cerita rakyat berikutnya dari Yumin kali ini adalah kisah tentang Sangkuriang. Kisah ini bermula dimana pada masa lalu sepasang dewa dan dewi melakukan kesalahan yang sangat besar hingga diusir dari kahyangan. Ketika dibuang dan turun ke bumi, dewa berubah menjadi seekor anjing bernama Tumang, sementara sang dewi berubah menjadi babi hutan bernama Celeng Wayungyang.
Suatu ketika seorang raja pergi berburu di hutan bersama kelompoknya, namun pada akhirnya raja ini terpisah dari kelompoknya. Sang raja kemudian buang air kecil, tanpa sengaja, air kencing sang raja ini diminum oleh Celeng Wayungyang.
Air kencing sang raja ini ternyata mengandung sedikit sperma sehingga dalam waktu singkat, Celeng Wayungyang langsung hamil dan melahirkan seorang putri.
Putri ini kemudian ditemukan oleh sang raja tanpa mengetahui bahwa putri ini adalah anak kandung dari sang raja.
Bayi perempuan ini kemudian diberi nama Dayang Sumbi. Ketika sudah dewasa, Dayang Sumbi tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik. Ada banyak pria yang ingin menikahinya namun Dayang Sumbi tidak menginginkan hal tersebut.
Suatu ketika Dayang Sumbi yang sedang menenun kehilangan gulungan benang miliknya. Dayang Sumbi merasa sangat sedih dan berjanji bahwa yang menemukan gulungan benang tersebut akan diberikan hadiah.
Jika yang menemukan gulungan benang tersebut adalah seorang perempuan, maka Dayang Sumbi akan memperlakukannya seperti saudaranya sendiri, dan jika yang menemukan gulungan benang tersebut adalah seorang laki-laki, maka Dayang Sumbi akan menjadikannya suami.
Setelah beberapa saat, ternyata yang menemukan gulungan benang tersebut adalah seekor anjing yang bernama Tumang. Meskipun seekor anjing, Dayang Sumbi merasa harus tetap memenuhi janjinya.
Sang raja yang kesal dengan apa yang akan dilakukan oleh Dayang Sumbi, kemudian mengusir dan membuang Dayang Sumbi ke sebuah pondok sederhana di dalam hutan.
Setelah menikah, Dayang Sumbi dibuat bingung karena setiap bulan purnama, anjing tersebut berubah menjadi pria tampan, dari pernikahan mereka ini, lahirlah seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Sangkuriang.
Beberapa tahun berlalu, suatu ketika saat Sangkuriang pergi berburu dia mencoba membunuh seekor babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayungyang, nenek dari Sangkuriang.
Tuman mencoba menghentikan perbuatan Sangkuriang tersebut. Merasa kesal dan tidak mendapatkan apapun, Sangkurian kemudian membunuh Tumang dan mengambil hatinya untuk dibawa pulang.
Ketika waktu makan malam tiba, Dayang Sumbi sudah menjadi hati yang dibawa Sangkuriang sebagai bahan makanan. Ketika Dayang Sumbi mencoba memanggil Tumang untuk dibagikan makanan, Tumang tak kunjung datang.
Merasa bersalah dan sedih, Sangkuriang lalu menjelaskan bahwa hati yang dibawa olehnya adalah hati Tumang. Merasa sedih dan marah, Dayang Sumbi lalu memukul Sangkuriang hingga meninggalkan bekas luka di kepalanya.
Karena berpikir bahwa ibunya membencinya, Sangkurian kabur dari rumah. Setelah beberapa saat, Dayang Sumbi menyesal telah melakukan hal tersebut dan berdoa kepada dewa agar menyatukan kembali dirinya dengan Sangkuriang, anaknya.
Ketika Sangkuriang keluar rumah, Sangkuriang ternyata telah lupa ingatan dan bahkan tidak mengetahui bahwa dia memiliki seorang ibu bernama Dayang Sumbi.
Sangkuriang kini telah tumbuh dewasa, suatu ketika, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita cantik di hutan dan ternyata itu adalah Dayang Sumbi, namun karena hilang ingatan, Sangkuriang tidak mengetahui bahwa wanita tersebut adalah ibunya.
Karena tertarik dan jatuh cinta, Sangkuriang kemudian melamar wanita tersebut. Karena sudah bertahun-tahun tidak bertemu, Dayang Sumbi pada awalnya tidak mengetahui bahwa yang melamarnya adalah anaknya, Sangkuriang.
Namun sehari sebelum pernikahan, Dayang Sumbi mendapati bekas luka yang sama pada kepala pria yang akan dinikahinya dengan bekas luka Sangkurian.
Mengetahui hal tersebut, Dayang Sumbi mencoba menggagalkan pernikahan tersebut dengan menjelaskan kepada Sangkuriang, namun Sangkuriang tidak mau mendengar penjelasan dari Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi kemudian memberikan syarat yang tidak mungkin bisa dilakukan Sangkuriang untuk pernikahan tersebut. Syarat tersebut adalah Sangkuriang harus membuatkan sebuah danau dengan perahu yang akan digunakan nantinya dalam waktu satu malam.
Sangkuriang kemudian menyanggupi hal tersebut. Dengan dibantu oleh makhluk gaib, Sangkuriang hampir berhasil menyelesaikan permintaan Dayang Sumbi.
Sadar Sangkuriang akan berhasil, Dayang Sumbi menggunakan syal ajaibnya untuk membuat cahaya dari timur sehingga seolah-olah fajar telah tiba. Sangkuriang merasa gagal untuk memenuhi syarat pernikahan dari Dayang Sumbi.
Sangkuriang yang merasa kesal dan gagal memenuhi persyaratan pernikahan dari Dayang Sumbi kemudian menendang perahu tersebut hingga terbalik dan perahu tersebut berubah menjadi gunung yang kini dikenal Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang tetap memaksa Dayang Sumbi untuk menikah, hal ini membuat Dayang Sumbi berusaha kabur dari Sangkuriang. Agar selamat dari kejaran Sangkuriang, Dayang Sumbi meminta bantuan kepada tuhan untuk membantunya.
Permintaan tersebut kemudian terkabul dan Dayang Sumbi berubah menjadi bunga Jaksi dan Sangkurian gagal menemukannya.
submitted by Electrical-Site-703 to u/Electrical-Site-703 [link] [comments]


2024.02.24 16:05 trenchman_ Feeling suicidal

just telling my story
2 years ago, gw dapet kerja di fnb dimasukin sama kaka dari kaka ipar gw. seingkat cerita gw kerja disitu cuma semingu karna coworkers didn't tell me what I supposed to do, mereka ngasih tau apa yang harus dilakukan setiap hari tu cuma setengah-setengah & mereka gak memberitahu apa yang gw lakukan itu salah. contoh ketika gw dikasih jadwal cuma 4 jam nah di 4 jam itu di toko cuma ada 2 org gw sama co worker gw, nah selesai 4 jam gw balik dan ningalin co worker gw sendiri dan dia gak ngasih tau gw bahwa seharus nya gw lembur, kalau dia ngasih tau gw harus lembur gw bakal dan bisa lembur. next day gw masuk shif pagi nah setiap pagi karyawan wajib nyiapin raw material makanan, gw langsung motongin bawang, bawang daun & wortel, but my co worker said "gak usah stock di kulkas masih banyak, duduk aja sambil nungu pesenan biar gw nyiapin japche" ya udah gw duduk, tapi cctv liat gw duduk gak ngelakuin daily morning task. thats my second mistakes. my third mistakes pada hari itu pesenan banyak dan ada satu pelangan yang balik ke toko dia bilang minumannya kurang satu dan gw langsung bikinin minuman yang kurang itu dan gw apologize ke dia. gw gak tau siapa yang lupa masukin minuman nya apa kah gw atau co worker gw, dan co worker gw bilang that was me, dan dia bilang untuk hati hati lain kali & dia bilang "Kumaha lamun di Skorsing" dan gw bilang "Keun we lah" dan disitu gw di cap sebagai Bad Altitude. hari selanjut nya gw gak dapet jadwal dan besok nya gw dapet WhatsApp gw gak bisa kerja lagi disitu and my mother was mad. disitu mental gw langsung pecah.
bebera bulan kemudian gw dapet duit dari pra-kerja dan gw bilang ke ibu gw, gw mau pake duit nya buat beli laptop biar gw bisa kerja online. gw dapet lumayan dari online dan cukup buat gw sendiri dan ibu gw gak suka karna dia pengan nya gw punya kerja dengan gaji umr dan itu membuat gw a little bit depreses
bulan lalu suami sepupu gw nawarin gw kerjaan jadi cleaning service di suatu universitas di bandung karna ayah nya suami sepupu gw adalah salah satu staff di universitas itu, gw agak takut karna kejadian tahun lalu & gw juga takut dengan lingkungan baru, orang-orang baru dan kerja di lingkungan dangan banyak orang lalu lalang seperti universitas, gw admit gw punya mental lemah. dan ibu gw maksa gw untuk mau kerja disitu. seminggu kemudian gw dapet panggilan dan gw nervous setengah mati, setelah di interview besok nya gw ikut training dan gw di ajarin cuma CARA BERSIH BERSIH nge pel, nyapu, ngilangin sarang laba laba di ceiling dll. setelah di training gw ditempatin di salah satu gedung disitu. nah svp & leader nyuruh salah satu cleaning service senior(lawan shift gw) di gedung itu untuk ngajarin apa aja daily activity apa yang harus di lakukan setiap hari, and gues what dia ngasih tau nya cuma setengah setengah, dia gak ngasih tau setiap hari sabtu itu harus nyuci tong sampah, bersihin pantry, kalau dapet shift malem closingan harus ngapain aja, gw sempet nanya ke senior lain & gw mulai beradaptasi tapi tetep svp & senior nge cap gw buruk, tadi(sabtu) gw dipangil sama svp & leader dan gw dipindah jadi relifer. and I feel down & very depressed dan gw merasa malu sama pekerja cleaning service disitu
I'm tired, I can't take it anymore, gw akui gw punya mental lemah sedikit sedikit merasa down, it gets worse day by day. dari yang sekedar pikiran jadi pengen ngelakuin jadi ngelakuin beneran. tadi gw coba gantung diri by door knob hanging pake kabel stopkontak tapi malah putus kabel nya gak kuat nahan beban berat badan gw and I write this instead. Now I remember kenapa gw punya mental lemah, gw dulu waktu kecil selalu di bully sama sepupu-sepupu gw yang kaya raya.
dulu gw takut dengan kematian, apa yang akan terjadi setelah kematian, sekarang gw pengen cepet cepet. maaf bukannya mau caper nulis ginian I'm just trying to feel better

submitted by trenchman_ to indonesia [link] [comments]


2024.02.23 21:11 Ok-Fee-5623 taktahu nak luah dekat mana

aku f25 dah khawin tapi still rasa kosong, taktahu hala tuju, otak sentiasa ovthinking. boleh kata semua benda remeh aku pikir, maybe sbb jobless. act aku convo bulan 12 tahun lps. aku struggle cari kerja tapi nak lari dari bidang yg aku study sbb aku time dekat u bru aku sedar yang aku ni tak sesuai yg field tu sbb aku kena interact dgn org, tak boleh ada pressure sikit auto rasa nak pitam, even presentation aku tak penah ada yang okay sbb aku cpt sgt anxiety. aku punya intern presentation pun aku tak attend sbb takut sgt pikir bukan bukan smpai ws supervisor aku pukul 4 pagi sruh fail kan je aku sbb aku rasa aku tak cukup bagus mcm student lain, nasib sv aku paham dia still bagi chance dan terima keadaan aku yg mcm ni :(( aku tak suka dan taktahu knp aku mcm ni, aku pikir dgn aku berkahwin hidup aku akan berubah tapi tetap sama je ovthiniking jugak penat tau mmg penat, smua benda nak pikir apa org kata smpai diri ni tak boleh buat apa apa. aku ni dari dekat U rasa sorg sorg, makan sorg sorg tu dh biasa sgt sbb takda kawan, paling tak suka time grouping :( selalu aku la terkial cari kawan, kadang tu smpai org tak sedar aku je takda group lagi. aku pulak jenis takut nak bgtau lecturer takut dia kata dh besar pnjang pun tak reti nak handle sndiri ( sbb dah pernah kena) jadi benda tu yg aku pikir stiap kli nak cari group. aku boleh kata hidup aku ni 100% malang, tiap hari aku persoal hidup aku ji knp tak mcm org lain tapi dalam masa yg sama aku comfort balik diri akuyang maybe time belajar je aku malang, nanti dh kerja mesti dh ramai kawan, kerja best, tak jobless tapi tgok la skrg :)) masih sama. aku husnudzon lagi maybe time skrg je struggle cari kerja nnt kedepan mesti dpt rezeki kerja yang lagi bagus. sampai laa tup tup aku kahwin. usia perkahwinan ni baru 6 bulan. alam perkahwinana. aku pun sama dgn alam belajar aku tetap malang jugak. bru seminggu kahwin dah rasa nak give nakcerai, keluarga mertua aku tak suka aku, hari hari hidup aku seksa tiap kali melawat mertua, tak pernah mcm org lain. aku sntiasa ovthinking pikir aku tak cantik mcm org lain, aku selalu salahkan diri aku sndiri tiap kali org buat jahat dekat aku. hari hari aku cakap dkat diri aku, klau aku cantik mesti org tak treat aku mcm ni. keluarga mertua aku semua kulit cerah tau, aku sawa matang je. time nikah mmg cantik mua tu makeupkan smpaikan keluarga mertua sana ada yang seolah perli kata aku ni lain btul ya muka dgn time nikah. aku diam je senyum selalu tak pernah balas apa sbb time tu tgh gathering dgn keluarga mertua ramai sgt. apa aku boleh buat cuma luah dekat suami aku yang usia seminggu tu. suami aku salahkan aku, dia kata aaku pikir lebih sgt padahal dia pun dengar benda sama. aku bertahan lagi duduk sana. aku sorg sorg even bersuami, suami tak pernah bela aku, time tula titik terrndah aku. aku tak cerita kat sesiapa sbb aku tahu tnggungjawab aku tutup aib suami. suami aku sikit tak hirau perasaaan aku, apa yang aku terasa dgn kata kata org sana semua dia anggap remeh. time tu cuma ada aku dgn Allah je sbb aku sorg sorg dekat tempat orang. aku kahwin dgn suami majlis nikah ditanggung keluarga aku 6k buat kecik2 je. suami cuma sediakan 3k je mas kahwin dgn dia ada jugak belikan cincin dgn gelang pastu ada sikit2 barang siapan baju aku tdung yang dia keluarkan duit. aku terima dia seadanya dgn harapan dia terima aku jugak. tapi aku tak sangka perkahwinan aku diuji awal mcm ni. aku pindah ke tempat suami lepas nikah. rumah suami tak sediakan lagi. so kami terpaksa tunpang duduk rumah mertua dulu. act aku tak sebulu dgn mertua dari tunang lagi, mertua aku tak suka aku. waktu aku first time jumpa mama dia, mama dia bercakap jrang sgt buat eyecontact, layan acuh tak acuh sjaa. suami aku sedapkan hati aku kata mama tak pernah ada anak perempuan sbbtu dia kekok. aku terima sja. smpai lah beberapa bulan tetap sama, mertua aku tak dtg pun majlis nikah maybe tanda protes dia dgn calob yg anak dia pilih. aku terima. hadap ja. act banyak lagi nak cerita, sambung nanti pulak. terima kasih siapa yg sudi luangkan masa :))
submitted by Ok-Fee-5623 to SesiKonfesi [link] [comments]


2024.02.10 14:30 NetBeautiful292 Sepupu Ketahuan Nilep Uang

This is my first post on this sub. Ga gimana- gimana sih, cuman mau berbagi cerita doang. My mom is midwife, buka praktek di rumah, dan lumayan sukses. Sepupu gue ini lulusan kebidanan, tapi ga mau ngelanjutin pendidikannya, banting setir jadi penjual di online shop.
Ibu gue bisa dibilang lumayan repot, jadi kepala keuangan di Puskesmas, buka praktek bidan di rumah, ga pernah kepikiran punya asisten. Sampai- sampai sepupu gue ini abis ikut kursus terapi pijat ibu dan bayi. Mereka ngobrol- ngobrol (keluarga kita emang cukup erat) sampai di suatu titik sepakat buat buka klinik terapi di rumah gue plus jadi asistennya ibu gue. Mind it semuanya ibu gue yang modalin.
Ibu gue orang nya luwes bgt, mungkin juga karena ponakan sendiri. Kayak, kadang kalau ujan dia telat dibiarin, bolong sehari dua hari juga masih gpp , pokoknya target kerja seminggu full (kecuali Jum'at) mau tuker- tuker hari cuti juga beliau ok.
Waktu itu gue sekeluarga umroh, 2 minggu. Di rumah masih buka praktek (dia yang nanganin), yang nunggu rumah, plus yang belanja- belanja juga. Sampai pada suatu ketika, ibu gue mencium gelagat- gelagat yang aneh.
Pas balik umrah ibu gue sadar "Ini kok duit di laci peraktek berkurang ya?" pokoknya ga sesuai budget awal, tapi beliau masih diem disimpen sendiri. Nah, kebetulan akhir- akhir ini dia sering keluar kota. Masih buka praktek, tapi emang sepupu gue yang nanganin. Pas beliau balik, ditanyalah gue "Ini kamu ngambil duit dilaci praktek ngga??" Aku jawablah "Enggak"
Beliau akhirnya cerita, ternyata pas sepupu gue ini ditanya- tanya...dia minjem dan itu lumayan nominalnya Rp 500.000 Like.... Kalau ga ditanya apakah dia masih mau ngasih tau? Kayaknya juga nggak. Dia baru ngaku setelah ditanya ibu gue, katanya pulsanya abis jadi ga bisa ngabarin kalau dia minjem duit di laci buat belanja.
Terus gue diwanti- wanti, katanya jangan ambil duit di laci praktek dulu, soalnya ibu mau ngawasin sepupu gue tadi, apakah masih lanjut apa nggak minjem duit diem- diemnya. Ternyata dia emang punya record utang di beberapa tempat.
Gimana ya? Cuman kecewa aja sih, I've never thought she could do such a thing like that. Padahal orangnya lumayan asik, udah dianggap anak sendiri sama ibu gue. Ibu gue juga oke- oke aja kalau emang mau minjem, tapi at least ngomong dulu gt. Kebetulan tahun ini ibu gue haji. Dia ga berani minta tolong buat dibukain praktek lagi, dan semua belanjaan suruh gue yang ngehandle.
Sorry for this long story. Cuman mau berbagi uneg- uneg aja.
submitted by NetBeautiful292 to indonesia [link] [comments]


2024.02.09 04:03 Jco_00 Just found out my "gf" is seeing another dude behind my back. Feel like I've been stabbed in the back and burned.

Tbh this is a continuation of my previous post I made here. Singkat cerita, kemarin tanggal 15 Desember kami sempet putus karena ortunya nyuruh dia untuk fokus kuliah, dan dia sering ngerasa kesepian karena aku sering sibuk slowrespon dan nggak bisa nemenin kayak dulu. Tapi gimana mungkin aku bisa nemenin terus 24/7 kalo aku sibuk dengan kuliah dan punya banyak masalah lainnya sebagai anak rantau? Bahkan untuk nyari makan aja harus hemat banget dan harus jalan kaki kemana mana karena nggak punya uang untuk transportasi. Meskipun kami putus, dia nangis nangis mohon nggak mau lost contact sama aku, pengen tetep dekat tapi hanya sebagai sahabat. Dia pengen tetep bisa cerita cerita dan curhat dengan aku. Dia juga ngomong kalo nggak mungkin bisa nemu cowok sebaik aku dan akan selalu inget aku. Besoknya setelah putus, hubungan kami tetap sama aja seperti sebelumnya, hanya tanpa status pacar. Dia terus curhat dan cerita ke aku setiap hari tentang kehidupannya; bahkan kami aja pernah nonton bareng di bioskop dan makan berdua; ketemuan dan foto bersama saat ada acara alumni di SMA. Waktu akhir Januari, dia bahkan pengen agar aku "mesra bucin" lagi kayak dulu dan manggil dia sayang lagi. Jadi, apakah aku salah ngira bahwa kami sudah balikan karena ini bukan seperti sahabat biasa? Setidaknya hubungan kami setelah putus bisa dikatakan "Hubungan tanpa status", kan?
Baru baru ini aku sadar kalo aku cuma dimanfaatkan saat dia kesepian. Aku ngeliat tanda tanda di medsos kalo ada cowok lain, seorang polisi yang dekat sama keluarganya dan sudah pernah aku curigai sebelumnya. Sebelumnya nggak lama setelah putus tanggal 22 Desember, kami sempat berantem besar gara2 dia bohong dan nyembunyiin kalo dia pergi jalan berdua dengan orang itu naik mobil keliling kota. Bayangin coba gimana perasaanku waktu tau padahal nggak ada seminggu putus dan dia nyembunyiin itu. Dia malah marah dan nangis, ngomong kalo aku nuduh tanpa dasar dan suka berprasangka buruk padahal orangnya cuma temen. Eh orang yang sama ini beberapa Minggu yang lalu makan makan bareng keluarga dia dan duduk sama foto bersebelahan terus. Kejadian lagi seminggu yang lalu dia bikin story di Tiktok jalan berdua lagi naik mobil sama orangnya itu lagi, nggak lama kemudian dihapus sih storynya tapi aku dah terlanjur liat. Hal yang sama terjadi beberapa kali sendiri dan dia juga nggak bilang apa2 ke aku. Padahal selama ini dia masih deket banget sama aku, setiap hari dia cerita dan curhat ke aku tentang hal2. Aku berusaha positif thinking belajar dari kesalahan masa lalu supaya optimis terus dan nggak gampang jealous jadi nggak aku permasalahin kejadian2 itu ke dia.
Eh ternyata aku barusan sadar setelah nggak sengaja liat repost tiktoknya dia (Jarang banget buka tiktok) isinya hal2 yang nggak mungkin berkaitan sama aku tapi cocok sama orang itu, contohnya kayak: Tetep perjuangin orang batak (Si cowoknya itu batak sedangkan aku suku lain dan dia tau persis itu); Walaupun beda umur tapi cintaku nggak akan luntur (Si cowoknya itu umur 23 dan dah kerja sedangkan kami seumuran umur 19); Lirik lagu yang deskripsiin dia tinggi banget dan kekar (Si cowoknya itu tinggi dan kuat soalnya polisi sedangkan aku pendek dan kurus). Ada beberapa juga yang nyindir aku sih kayak surviving ex from "Nama sekolah" dan ex yang sering slowrespon ketiduran dan sebagainya. Nggak cuma itu, semua postingan yang berkaitan sama aku juga dihapus di semua medsosnya padahal habis putus pun masih ada loh beberapa, tapi sekarang ilang semua wkwkwk. Dia juga ngepost video gitu di tiktok dan ada temennnya yang nyindir ke cowoknya itu.
Intinya ngerasa betrayed soalnya aku kira kita dah balikan tapi kenyataannya malah dah ada yang baru dan disetujui keluarganya wkwkwkkw. Padahal ini dia setiap hari juga sering minta ditemenin curhat juga loh. Dia aja jealous dan ngekang banget sampe temenku cewek ada yang dilabrak gara2 terlalu deket sama aku, aku slowrespon gara2 main game aja dimarahin. Ya nasib deh, mungkin ini cara Tuhan sadarin aku atau gimana gitu. Maaf nulisnya kepanjangan dan nggak jelas ya, aku cuma bingung mau cerita ke siapa soalnya nggak ada siapa siapa yang bisa aku share hal ginian. Sekian dan terimakasih.
submitted by Jco_00 to indonesia [link] [comments]


2024.02.04 08:22 Sea_Possibility6509 Apakah durhaka jika saya memutuskan kontak dgn ayah saya?

(Mohon maaf jika cerita saya kepanjangan dan males dibaca)
Sy benci ayah saya, dr saya kecil beliau selingkuh berkali2 diblkg ibu saya, ibu saya yg nemenin beliau dr 0 sampe ekonominya diatas tp ibu saya ttp mencintai beliau gabisa meninggalkan beliau, ibu saya ini tipikal IRT bgt gasuka keluyuran cm ngurung dirumah aja nntn tv orgnya introvert, tiap hari masak, rajin ibadah tp jujur ibu saya itu galak bgt suka marah2 suka melampiaskan amarahnya ke saya, tp sy ttp sayang ibu. emg namanya tabiat selingkuh ya udah jadi tabiat aja. Ibu saya punya simpanan 800jt habis semua buat bayarin hutang usaha ayah saya. Uang 800jt itu ibu saya kumpulkan dari uang bulanan belanja yg ayah saya kasi dan ditabung belasan tahun, hilang sekejap. 2016, ibu saya merasa ayah saya selingkuh lg, ibu saya terus mendesak ayah saya tp ayah saya sampe sumpah2 demi allah, sampe sumpah2 saya ketabrak mobil kalo sampe ayah saya boong, tp namanya insting seorang istri tdk bs dibohongi. Long story short 2020 adalah titik terendah hidup saya, ibu saya mengidap gagal ginjal yg ud tahapnya parah dan breast cancer stad 4. Ayah saya bilang ke saya "tolong senangi ibu ya, jgn buat dia beban pikiran" dokter vonis ibu saya hanya bertahan kurang dr setahun. Saya dan nenek saya (dr ibu) temani ibu saya yg sedang sakit 24/7 hrs siaga kalo ibu tb2 membutuhkan saya, tetapi esokannya saya hrs pulang kerumah karna saya mau istirahat sebentar dan ayah saya menawarkan untuk rolling, akhirnya saya pulang istirahat dan ternyata ayah saya bawa selingkuhannya yg sedang hamil beserta anaknya yg masi kecil didepan nenek & ibu saya yg saturasi oksigennya sudah 70%. Ibu saya buat sadar dan berbicara aja sudah susah. Saya tau darimana? Ibu saya telfon saya nangis2. Akhirnya saya br istirahat sebentar lsg bergegas balik kerumah sakit. Disitu ibu saya ceritain semuanya sembari beliau antara ngawang sadar / tdk sadar. Disitu amarah sy bener2 memuncak. Ayah saya sendiri yang bilang jgn buat ibu sedih tp dia sndiri yg tega buat ibu saya sedih disaat ibu saya ud kesadarannya sdh mulai menurun. Sy marah sm ayah saya, saya tanya kenapa beliau berbuat seperti itu, ayah saya jawab " ayah gamau dihantui rasa bersalah sm ibumu " egois bukan? Disaat 2016 sampai 2020 ibu saya konfrontasi ayah saya, tp ayah saya malah g ngaku2 giliran ibu saya sudah sekarat beliau br mengaku. Apa sesulit itu biarin ibu saya meninggal dalam damai? Dokter vonis ibu saya meninggal kurang setahun tetapi nyatanya stlh ayah saya confess, ibu saya meninggal lusanya, saya benar2 seperti sebatangkara dan sy bnr2 seperti orang gila sampai pasca ibu saya ga ada saya hrs bolak balik psikiater. Saya selalu mengecap ayah saya pembunuh ibu saya. Smenjak ibu ga ada, ayah saya tgl dengan wanita itu dan anaknya dgn leluasa sdh tdk ad rasa was2 lg sedangkan saya karna enggan tgl bersama mreka, memutuskan untuk kos / apart saja, tetapi ibunya pacar saya menolak, beliau khawatir saya anak perempuan sndiri ngekos. Ortunya pacar akhirnya ajak saya untuk tinggal dirumahnya beserta kakak2 dr pacar saya. Ortu pacar saya sangat menyayangi saya, antara anak sndiri dgn saya tdk dibedakan. Usaha ayah saya semenjak ibu ga ada makin jeblok. Selama 2 tahun struggling 2020-2022 akhirnya saya berusaha mengikhlaskan apa yg sudah terjadi, mungkin Tuhan lbh sayang dgn ibu saya, saya juga berusaha berdamai dgn selingkuhan ayah saya yg sudah dinikahi scr siri dan saya skrg syg sm adik2 tiri saya. 2023 pacar saya memutuskan untuk melanjutkan usaha ayahnya di daerah lain dan saya pun ikut krn tdk bs ldr. Ayah saya karna tau saya sdh bs menghasilkan uang sndiri beliau slalu minta pinjaman ke saya krn uang saya tdk cukup untuk pinjaman beliau yg trlalu besar, pacar saya bersedia meminjamkan dananya ke beliau, janjinya bulan januari diganti tapi 5 bulan br dikembalikan, sedangkan pacar saya dan saya juga punya kehidupan dan kebutuhan sndiri. Ayah saya aktif skali meminjam uang kepada kami sampai titik di akhir 2023 kmrn ayah saya baca chat saya dgn istri sirinya, saya bilang ke istri sirinya tolong jgn ganggu pinjam uang ke saya dulu, saya stress sekali karna uangnya mau saya simpan untuk biaya sangjit krn kalo sangjit( proses adat chinese sblm menikah) itu kan dr pihak wanita, sedangkan ayah saya untuk sangjit dan menikah saja enggan untuk bayarin saya maunya full dr camer saya. Makanya saya berusaha keras menabung supaya martabat ayah saya tdk direndahkan oleh calon mertua saya, walaupun saya tau calon mertua saya tdk money oriented. Tapi ayah saya murka baca chat saya dengan istri siri ayah saya. Abis itu beliau g lama pulangin uang saya dan beliau sakit hati sama perkataan saya. Saya pun bingung dimana letak sakit hati beliau dgn perkataan saya di chat tsb?. Beliau pun gapernah nanyain kabar saya, keadaan saya gmana. Saya sakitpun urus sndiri sampe kmrn tb2 ayah mau minjam uang saya lagi tp yg chat saya bukan ayah saya melainkan istri nya beliau yg chat saya. Saya bener2 sakit hati bgt. Ayah saya yg mau pinjam uang kenapa harus lewat istrinya yg chat saya. Dia yg butuh bantuan saya tapi kenapa dia malah nyuruh orang buat pinjam uang ke saya. Beliau juga lagi susah tp bisa beli durian harga 400 ribu jeruk harga 100 ribu sekali keluar sm keluarganya habis 2juta sedangkan hutang beliau banyak dimana2. Saya kesel bgt ayah saya ngutang tapi gatau kondisi keluarganya gabisa mengatur keuangan, kl saya ga pinjami hubungan saya sama ayah saya makin renggang bs2 saya ga diakui anak sm beliau, sedangkan saya masi membutuhkan beliau untuk acara pernikahan saya. Saya aja hidup di daerah lain bekerja hidup hemat2 makan senemunya yg penting sy bs nabung untuk acara sangjit & pernikahan saya. Saya pgn bgt setelah menikah ganti nomor pindah rumah tanpa sepengetahuan ayah saya. Saya cape banget dichat cuma untuk pinjam uang doang tp dia gapernah peduli sama keadaan saya. Apakah saya durhaka jika saya membuang ayah saya setelah saya menikah? Tp jujur dulu waktu saya masi kecil ayah saya sangat memanjakan saya, apa yg saya mau selalu keturutan walaupun ekonomi beliau dibawah pas2an. Makanya byk pertimbangan saya. Mohon masukan dan sarannya.
submitted by Sea_Possibility6509 to indonesia [link] [comments]


2024.02.02 07:11 MrBatess Rant tentang Seller Olshop

Rant tentang Seller Olshop
Kemaren gua beli buku dari olshop yang maskotnya burung hijo. Mereka kasih foto bukunya dan gua yakin kalo barangnya sesuai sama apa yang gua mau. Gua beli, barangnya terkirim, selesai transaksinya.
Hari besoknya gua ngeh kalo covernya hitam full, dimana seharusnya ada ilustrasi gunung sama kapal, malah gada. Gua nanya chat sama admin tokonya, mreka bilang kalo itu masalah pengambilan foto doang dan gada perbedaan sama sekali.
Gua minta refund, gak bisa, yaudah mau gimana lagi kan? Terus gua kasih review tentang perbedaannya gua kasih 2 bintang gegara gak sesuai sama apa yang gua mau kan? Malah bilang kalo gua yang bohong? Terus gua sama admin berantem di chat dan akhirnya mereka kasih tau gua kalo bakal ada orang yang dateng ke rumah buat kasih sample.
Yaudah, bagus dong ada orang yang bisa liat perbedaannya? Tapi adminnya malah kasi tau ke gua kalo orang yang bakal dateng hamil, terlalu jauh, kasian banget. Terus gegara ulasan gua, ibu yang hamil ini bakal dikasih sanksi gegara gua gak puas, kompensansi kelahiran bakal ditarik sama manejemen. Yudah, gua capek dengerin gua kira bakal selese.
Baru ini gua liat kalo mereka reply ulasan gua dengan cerita kalo pengambilan fotonya yang salah terus dari mereka gada yang salah. Bruh, i just cant.
idk if im in the wrong but bruhh, cmon
Edit: kalo mo liat chatnya gua kasih link ke imgur: https://imgur.com/a/gbP2nBN
pls do tell dari perspektif kalian kalo gua ada salah ngomong, thank you
yang kiri dari toko olshop, yang kanan yang gua dapet. kiri keliatan gunung sama kapal, yang kanan bener-bener hitem doang.
submitted by MrBatess to indonesia [link] [comments]


2024.01.30 21:54 finestdopee I don't see anything good that make me want to keep going in this life, I need help?

M about to be 24 soon, gua sadar kalo ketika lulus kuliah, hidup bakal sendiri sendiri. Tp gua gatau kalo ternyata kesepian sekosong ini wkwk, gua udah gapunya orang buat berbagi keluh kesah atau sekedar berkabar, gua belum dapet kerja cuma magang yang gua ngerasa rada ga pantes bisa dapet karena juga lobbyan ortu, nyokap yang terus pressure cari kerja lagi karena magang ga seberapa (magang belum mulai), umur udah segini masih belum tau hidup mau ngapain dan Gatau apa yang gua suka/keahlian gua, ngerasa sangat ketinggal dan kayak sampah, setiap bangun gua ngerasa gaada hal yang bikin gua semangat, gua ngerasa sangat out of touch sama sosial yang juga bikin gua sangat takut kalo ini bakal berdampak sama diri gua kalo terus berlarut.
Gua udah baca buku, olahraga setiap hari tp rasanya lebih ke coping dan runaway dari masalah gua ketimbang nyelesain masalahnya. Gua abang adik dua dan gua ngerasa failure sebagai yang lebih tua dan semakin gua Larut dari pikiran gua mikir kalo hidup itu cepet banget, 6 tahun dari sekarang gua bakal 30 apalagi dengan max tenaga kerja di indo yang 25 (buat gua itu sangat pendek dan cepat) dan gua ngerasa sangat lost karena gua ga tau sampe sekarang apa yang gua pengen di hidup, thinking about ending my life always saying that if life won't work but I also know I don't have balls to do it. Udah sekian itu aja gua nulis ini karena gua gatau mau cerita kesiapa.
nb: kalo kalian punya saran/tempat sertifikasi kerja yang bagus buat orang yang lost kayak gua, gua sangat terimakasih buat bantuan nya. gua anak pertama rasanya banyak gatau nya soal dunia kerja
submitted by finestdopee to indonesia [link] [comments]


2024.01.22 18:05 oopsImessitup Merasa nggak punya value, pls help

Numpang curhat ya, gw cewe umur 20-an, berasal dari keluarga cemara, merasa ngga punya motivasi buat maju, dan berakhir menjadi ngga punya value.
Sejak lulus kuliah, gw tinggal di rumah ortu gw dan berusaha nyari kerjaan. Tapi sayangnya gw ngga berhasil-berhasil dapet pekerjaan yg mapan. Karena capek luntang-lantung gw akhirnya merambah ke freelance, dan ya ada sih penghasilannya. Tapi gajinya nggak pasti dan menurut gw itu gabisa buat jadi pegangan hidup mandiri, apalagi di kota besar.
Gw selalu berusaha untuk mencari pekerjaan yg lebih layak dibandingin freelance yg penghasilannya acak, tapi sayangnya diantara ratusan perusahaan yg pernah gw lamar gaada satupun yg tembus, selalu mentok di interview. Gpp, gw anggep itu mungkin emg belom jalannya.
Singkat cerita gw akhirnya married pas umur 23 dan gw tinggal di rumah mertua. Laki gw ngga pernah nuntut gw harus kerja dsb. Dia lebih ke model cowo semi tradisional yg lebih milih cewenya jadi IRT, tapi kalo bisa ya biar ga cuman urus rumah (krn gw jg belom punya anak) mending nyambi apalah gitu jd ga gabut. Karena model laki gw gitu, gw tetep ngelanjut freelance walaupun project ga dateng tiap saat.
Tapi masalahnya, gw malu dan merasa ga berguna bgt kalo pas lagi kosong project.
Gw berasa jadi freeloader yg kerjaannya cuman masak, nyuci piring, jemur baju, sama ngerapihin kamar, sisanya santai dan gw bisa tidur-tiduran seharian. Mertua gw emang baek bgt dan gapernah nuntut gw harus bisa cari duit, tapi gw yakin kalo gw jadi mertua gw juga lama-lama ya gemes liat mantunya gabut doang ngejalanin sisa hari gaada kegiatan.
Gw kepikiran buat nambah freelance atau merambah ke bisnis, tapi masalahnya gw ga tau harus start darimana. Selain itu karena kelamaan ada di zona nyaman dan entah kenapa gaada motivasi yg bisa negur keras gw buat lebih berkembang, gw jadi sering procrastinating buat ngelakuin hal-hal yg harusnya gw lakuin biar bisa maju dan jadi orang bener.
Pls redditors tampar gw biar gw segera termotivasi buat balik ke kenyataan dan menjauh dari status freeloader.
submitted by oopsImessitup to indonesia [link] [comments]


2024.01.20 07:25 Destroyer_machine How do i get out of this lifestyle?

(21M)I have Depresion and General Anxiety Disorder, For my entire life i have been staying inside for most of it, 5 tahun lalu kena gejala ringan depresi & kecemasan singkat cerita keluarga ga peduli gw udh minta tolong pinjem duit buat konseling tpi ga dikasih, 1 tahun lalu gw kuliah happy dapet temen banyak, tapi sekarang itu ilang sejak gw drop out karna ga mampu bayar, sekarang gw cuma di rumah udh 1 tahun lebih ga keluar2 kamar.
gimana caranya biar gw bangkit?
  1. gw udh nyari kerja, nyerah karna kudu s1, ditempat lama gw kerja jg kudu s1, gw jg lamar dicafe dll belum ada panggilan, tpi gw ga mau berhenti
  2. gw udh keluar rumah lagi bersosilisasi, tapi bikin gw stress bgt, gw ga bisa ngomong, kecemasan gw parah, kek orang ketakutan padahal sama temen sendiri
  3. gw olahraga setiap harii
yang gw mau kuliah lagi & kembali bersosilisasi, ini mungkin akibat didikan ortu gw dulu gw diasuh sama mama gw gw dimanjain, ga boleh main keluar rumah ( klo main mulu nakal ), gw ga boleh pacaran pas sma yg bikin gw nyesel, hal hasil gw skrg ga bisa bergaul kek stress bgt sumpah ketakutan gitu sama temen sendiri jg , bokap tuh kek ga ngangap gw ada ga pernah ngajak ngobrol, ga pernah ngajarin gw sesuatu.
kek keluar jalur aja gitu sekarang ga tau apa yang harus dilakuin? serius hampir bundir kemaren sekarang cukup gw kudu berubah, gw dah cukup menderita kek gini, semua game gw hapus, sosmed gw hapus kecuali reddit, gw ngajak keluar temen2 lama gw hari ini
gw kesepian bgt, depresi, ga tau harus ngapain sementara temen2 gw udh pada lulus kuliah, udh pada sukses, sahabat gw keterima polisi gw seneng mereka begitu, cuma ngerasa tertinggal jauh.
gw udh coba antidepresan cuma memperburuk, gw coba konseling yayasan pulih, gw ngerasa tertekan setiap hari, cemas bgt ga bisa santai, ga ada energy lemes....
ada saran kah gw harus ngapain? gw soalnya di tuntut buat sukses sama ortu, mereka ga mau gw kerja kek ngegojek, indomaret malu katanya, tapi bokap jg ga kerja yg menurut gw lebih malu.
serius gw minta tolong buat arahin gw harus ngapain sekarang? biar gw ga nyesel, gw pengen kuliah lagi nikmatin masa muda kek orang2, cuma yaitu ga ada duit.
serius gw bangun dari tempat tidur aja berat banget, makan & mandi jg kek 10x lebih berat buat gw lakuin, gw udh coba keluar dari lingkarang ini & ga ada hasil sampe gw pasrah, ngapain nyoba kalo gagal terus.
gw lagi nyari solusi, thanks yg dah luangin waktunya buat baca.

submitted by Destroyer_machine to indonesia [link] [comments]


2024.01.18 05:04 Saria_Hojou Curhat Tentang Masalah Anak Kuliahan

Halo ges, gue pengen curhat nih. gue udah bingung mau curhat dimana lagi wkwkwk karena gue juga bodo soal hal yang kaya begini.
Jadi gua punya masalah tentang adiknya doi gue, maaf sebelumnya karena mungkin bakal panjang dan tidak terlalu rapi.
Jadi doi gue punya adik cowok, dia kuliah di salah satu PT Swasta di Bandung. Dia kuliah di tahun 2019 dimana ketika itu perkuliahan masih offline normal dan so far no problem selama 2 semester, bahkan si adek ini cukup aktif ikut UKM di masa masa ini. Tapi masalah mulai ketika COVID datang dan kelas online dimulai.

Jadi pas semester 3 adeknya doi gue ini mulai kebingungan dan kesulitan buat tanya" ke siapapun, karena adeknya itu err gue gatau apakah ini introvert, ansos, pemalu parah atau apa intinya setahun dia kuliah dia belon punya temen yang menurut dia cukup dekat, diperparah lagi oleh dia yang susah untuk berbaur dan butuh waktu yang lama untuk bisa akrab sama orang, jadi di masa ini dia frustasi dan stop total buat lanjutin kuliah, either itu ngerjain tugas ataupun sekedar absensi sekalipun.

Masalahnya lagi, ini anak orangnya bener" tertutup dan gak mau jujur even sama Ibu ( ayahnya udah nggak ada BTW) dan Kakaknya (doi gue). jadi baru ketahuan setelah 2 tahun dari 2021-2022 bahwa nilai dia untuk semester 3-6 kosong semua dan tidak lulus, tapi selama itu dia bilang bahwa dia selalu kuliah. Setelah ketahuan itu tentu saja ibunya Shock, dan dia nanya apakah mau lanjut kuliah atau enggak, dia jawabnya mau.

Another problem, karena dia memiliki sifat yang sudah gue jelaskan sebelumnya, dia punya kesulitan komunikasi dan berbaur dengan adik tingkat yang sekarang seangkatan sama dia, jadi dia sering bilang suka ngerasa sendirian dan kesepian. Tapi doi gue dan ibunya menekankan bahwa ini konsekuensi dari kesalahan dia 2 tahun lalu. Jadi sampai sekarang dia masih ogah ogahan dengan alasan sulit beradaptasi, dan ada suatu saat dia pernah telat ngumpulin tugas di salah satu dosen lalu disuruh ngulang.

FYI adeknya doi gue ini udah sering ke psikiater tapi ya sampe searang masih gini gini aja, sampai dititik Ibu dan doi gue capek marahin dia, bahkan kemaren doi gue bilang ke adiknya " Lu mau insyaf nungguin ibu Mati atau gimana?"

Sekian curgatan gue ges, mungkin ada yang punya pengalaman dengan masalah serupa? kindly wait for any comment/ answe solution
Thank you
submitted by Saria_Hojou to indonesia [link] [comments]


2024.01.09 11:57 Specialist-Control38 Ngerasa stuck diumur 25

Hello komodos, saya lagi bingung banget di umur 20an ini. Saya sendiri sejak kecil ga tinggal sama bapak dan ibu jadinya gapernah dapet guidance hidup sama sekali dari orang tua makanya gatau mesti cerita kemana.
me (25M) uda kerja untuk company ku selama bertahun2 dengan ilmu otodidak . Jujur aja belakangan ini jenuh sama kerjaan sekarang. Ingin sesuatu yang baru. Bukan berarti gw ungrateful tapi gw jg ingin kemajuan di sisi karir gw. Sekarang gw bingung banget mau ngapain. Kaya hilang sense of purpose. Dlu awal kerja mikirnya mau buka usaha. Tapi setelah dilihat lihat butuh modal gede sementara gaji gw aja umr jadi ngumpulinya empot2an plus kena tipu investree makan terundur progressnya deh
Pengen pindah kerja tapi gw ngerasa gw itu rendah karna lulusan SMA. Kya beda orang kuliah sama non kuliah tuh , orang s1 bisa kasih proof berupa ijazah
Kalau gw kerja sambil kuliah.Yang ada bakal stress kali plus gw sendiri bingung mau ngambil jurusan apaan
Kalau kuliah fokus dan ga kerja. Sama aja tabungan yg gw kumpulin bakal terkuras banyak. Itupun kalau kuliahnya lancar
Yang lebih takutin lagi saya sering banget nemuin s1 yang ga dihargai dan saya sering banget baca2 di internet kalau batas usia yang dicari HRD itu 25 ya. Kalau begitu apakah gw uda doomed?
Gw ngerasa hidup ini bner2 ga fair dari semasa gw sekolah. Temen2 gw laptop, motor semua disediaiin ortu sementara gw mesti nabung buat beli itu semua. Bahkan di kelas hanya gw doang yg ga dikuliahin sama ortu gw.
Menurut para komodos-komodos yang bijak disini, apa yang mesti gw lakukan?
submitted by Specialist-Control38 to indonesia [link] [comments]


2024.01.03 19:28 Educational_Waltz637 Dilema tempat tinggal sebagai mahasiswa, pindah atau stay?

Sori kalau agak jelek susunan kalimat nya wkkwwk
Jadi singkat cerita gw sewa kamar di sebuah apart isi 4 kamar dengan 3 orang lain (tidak ada masalag selama 4 bulan tinggal sama mereka gw fine2 aja), apart ini lengkap peralatan seperti dispenser filter air panas dingin, kompor, kulkas walau agak kecil dan sharing bersama jadi agak penuh, microwave, seminggu sekali ada yang bersih2 ruang tamu, dapur, dan kamar mandi, mesin cuci+dryer, wifi, meja makan.
Kontrak lease gw berakhir kurang dari seminggu dan blunder gw udh keburu ngomong ke agen gk jadi perpanjang, untungnya agen gw baik dia udh tau gw drama dan plinplan cuman gw takutnya kalo terlalu lama ntar keburu dia nemu orang baru.
Gw rencana mau pindah satu apart sama temen gw, dia sewa 1 flat gitu tapi tipe 1 bedroom+1 living room include dapur kecil). Tapi dia kena tipu ternyata apartemen nya udah lama gk dihuni tapi udh dibersihin tapi ya gitu kulkas nya mati tapi gede dan temen gw sendiri juga belum nyalain, ac gw blm test jalan apa kgk, cuman ada mesin cuci jadi harus keringin gantung, gk ada dispenser air dan gk ada kang galon jadi kalo mau beli botol literan (temen gw juga gelagat gk mau beli walaupun split), gk ada yang bersihin, dapur nya sendiri agak gmn gitu gw kayak kurang yakin soalnya masih agak kotor, gk ada wifi juga kalau mau masang ada biaya tambah, ada sofa, meja belajar dan meja makan. Plus nya di tempat dia paling privasi aja sih soalnya tinggal sendiri, tapi dia sendiri ngakuin gk terlalu nyaman tinggal di apartemen dia jadi tiap hari turun ke bawah di mall kalau gk ke perpus kampus, dia bilang tinggal sama gw nyaman banget entah karena tempatnya atau karena gk kesepian. Tujuan gw mau tinggal bareng dia sih karena gw juga jujur kesepian wkwkwk. Tapi gw mikir apa kadang temen gw nginep tempat gw aja? Dia juga kemaren sempet ngomong soalnya gw blg gk pengen dia balik kan pengen tinggal bareng aja wkwkwk “ya udh gw tinggalin baju beberapa aja di sini supaya bisa suka nginep”.
Btw itung2 gw kalo pindah ke tempat dia ya beli alat pel, dispenser, rak baju, selimut. Ya total sih gk mahal2 banget cuman kek jadi pengeluaran extra aja gitu untuk bulan itu….
Edit: Lokasi kita ber2 cukup strategis deket kendaraan umum.
Kalian jadi gw gimana?
submitted by Educational_Waltz637 to indonesia [link] [comments]


2023.12.20 15:32 BlueMangoOperation Masalah uang nenek kakek

Edit 2 : Thank you all, seenggaknya gw bisa lebih calm buat urusan ini apapun endingnya, dan gw nyatakan closed 🔒 Gw ga mantau post ini lagi mungkin kalau ada yang comment ga bisa balas atau baca immediately, cheers
Original Post : Singkat cerita, kakek nenek dari ibu punya tanah yang awalnya sawah, sepertiga nya kena tol dan dpt uang ganti rugi
karena ada dipake usaha sama ibu ane, harga tanah naik 2x lipat dibanding kalau hanya sawah aja yang kena
Nah masalahnya kakek nenek ane udah tua umur 80an, tapi uang ganti rugi tol itu malah pengen dibeliin sawah lagi (dan karena petani jadi kakek nenek yg kelola sendiri bukan suruh orang gitu)
padahal kalau anggap kira kira 600 juta dari bagian nenek kakek itu buat hidup bisa buat sisa hidupnya pensiun istilahnya ya
Nah gimana ya ngebujuknya biar ga usah beli sawah, udh jelasin sama ibu ane buat makan aja sehari hari sampe tua juga ga bakal habis gitu, tpi nenek ane ngotot aja
Yg ane khawatir bibi (istri dari adik ibu ane) itu semacam nenek ane pilih kasih sama dia, jadi mau apa apa diturutin, entah kena dukun atau gimana amit amit soalnya bingung banget dibujuk segala macem sama ibu ane ga mempan, takutnya uangnya malah dipinjem dan malah nanti kakek nenek ane ga punya uang takutnya ludes gitu kemakan omongan bibi ane yg satu ini
Gimana yaa gansis solusinyaa, entah kalau gada solusi juga sekalian numpang curhat ajaa ane ga habis pikir soalnyaaa 🥲
Edit 1 : wow thank you all for the answer and reply, sorry sepertinya ada context yang missing dan lumayan penting dan harus dibawa ke post ini biar kebaca semua
Casenya : -sekarang uangnya di rekening atas nama ibu karena yg urus ganti rugi tolnya ibu ane -Nenek ane Ngomongnya pengen dicairkan aja uangnya pengen ambil cash fisik ke bank 600 juta nya itu, ngomongnya "alesan nya pengen beli sawah" -Nah tapi ada kemungkinan entah bakal dipinjem atau dikasih atau bibi ane mungkin minta ke nenek ane
Jadi beli sawah ini bagi ibu ane seperti alesan aja karena pengen cairin atau malah nantinya takut dimanfaatin sama bibi ane dengan seribu satu macem alesan
kalau dengan outcome: 1. beneran beli sawah entah sampai duit habis atau kalau masih ada sisa uang tabungannya buat nenek kakek ane sendiri = then its good for them, aku ga perlu ikut campur urusannya sumpah, ibu aku juga lega kalau bener gitu 2. ngomong nya beli sawah, tapi pas dicairin tau tau ada bibi ane dikasih = nah ini yang agak sedih sih, nanti uang ludes, sawah pun gak jadi beli
context nya disini ibu ane ingin menjaga (kalau beli sawah itu cuma omongan atau alesan buat cairin uangnya) biar ga ludes begitu aja biar bisa hidup dengan pegangan uang kakek nenek anee
karena case nya beberapa taun kemarin nenek habis operasi besar dan tabungan pun gak ada, giliran perlu uang operasi anak anaknya gak ada yang mau bantu, bibi ane juga gak bantu cuma ibu ane yang sampe jualin emas perhiasan nya sampai habis, tapi untuk urusan ini ga ada urusannya dengan uang 600 juta karena sudah diganti diluar uang tol ini, nah urusan uang operasi aja bibi ane masih nilep around 10 jutaan karena sempet uang nya dititip ke nenek ane
kalau dipegang nenek ane, bisa dibilang kurang bisa mengelola keuangan nanti dipepet dimintain dan akhirnya ngasih ngasih aja gitu, nenek ane ga memikirkan diri sendiri tapi condong ke bibi ane yang satu ini aja
kalau urusan bakal ibu ane takut pengen menguasai uangnya, justru kebalikannyua, takut kalau uangnya di nenek ane, malah bibi ane pengen menguasai nantinya, kalau ibu ane pengen pegang biar ga asal nenek ane keluarin uang, duit ibu ane udah banyak ga perlu menguasai uang nenek karena pengen uangnya, justru pengen hidup nenek ane bisa panjang
urusan pembagian sawah diantara ibu dan adik adiknya aja bibi ane sawahnya dua kali lipat lebih besar, tapi dari semua adik adik ibu ane, giliran panen sawah gak ada satupun yang ngasih, tapi sawah ibu ane masih dikelola sama kakek nenek dan ibu ga minta sepeserpun dari hasil panen sawah ibu ane selama mereka masih hidup, yang lain ngasih aja belum tentu, tapi entah kenapa nenek ane ke bibi ane begitu banget, nyengsarain hidup nenek ane sendiri nantinya
untuk urusan kalau beneran beli atau enggak, ada benernya di reply bagus juga jadi yang mungkin ibu ane lakukan harus mengawasi dari penarikan uang, pembelian sawah, serah terima surat tanah dll, sampai selesai jadi bener beli sawah, itu yg aku pikir buat omongin ke ibu, cuma balik lagi ini nenek ane pengen cairin apakah pengen semuanya karena emang harga sawah 600 juta juga atau gimana, karena masih tahap cari, tapi uangnya udah pengen di cairin aja, gamauuuu namanya transfer transfer gansis nenek ane udh dibilangin juga maksaaaaaaaaa makanya ane sampe gabisa berkata kataaa hadeeehhhhh
intinya Kalau jadi sawah beneran sih ane juga lega aja ya, cuma takut ludes sama bibi ane aja uangnya malah nenek ane dimanfaatin, itu worst case nya
submitted by BlueMangoOperation to finansial [link] [comments]


2023.12.05 03:33 FoxtrotWhiskyTango [SERIOUS] Need advice to resolve home issue

Jadi saya (28M) tinggal bersama istri saya(28F) dan anak saya yang baru dua tahun. Pernikahan kami sebenarnya tidak terlalu smooth karena menurut istri saya, orang tua saya/mertuanya itu terlalu banyak "intervensi" to the point I cannot have casual phone with my mother anymore(who in my opinion, not perfect but good person overall).

Kami dulu menikah pas 2020 di tengah COVID. Personally kami berdua maunya acara sederhana saja, cukup ke KUA dan slametan biasa saja. However my mother pushed us to get a wedding (yang mungkin ukuran dari ortu saya nggak besar, 100 person yang anggotanya extended family). Kalau berasumsi "oh disuruh bayar sendiri?" Nggak, family paid it all. Family disini maksudnya keluarga saya, soalnya istri saya itu yatim piatu sejak SD. Diasuh oleh Budhe-nya (yang setelah talking banyak, ya orangnya baik-baik walau banyak flawnya).

Lalu alhamdulillah sekali, anak saya itu datangnya cepet banget. 2022 akhir sudah lahir. A very cute and smart babygirl. Problemnya sejak hamil, istri saya itu gampang sakit, karena saya harus kerja full, terpaksa saya minta tolong orang tua saya agar istri saya selama kehamilan dan setahun pertama anak saya bisa ikut di rumahnya. Ibu saya has no issue dan saya personally menilai ibu saya selama mendidik saya juga dididik baik-baik walau saya banyak personal flaw-nya.

Then, from here, things starts rolling over downhill.

Saya jujur paham kalau usually hubungan mertua-menantu itu akan bumpy as heck from start. Tapi karena saya (walau pas COVID) harus kerja masuk kantor, saya putuskan agar istri saya ikut orang tua saya supaya bila tiba-tiba istri saya ngedrop ada yang langsung handle. Karena tempat kerja saya dan rumah saya pada saat itu jaraknya 90 menit commuting. Then, my wife mental health starts deteriorating.

Sebelum menikah, istri saya itu orangnya "no-nonsense person" dan suka charging full speed at her issue. Kalau kata ipar saya itu, saat istri menikah sama saya jadinya itu "Ratu jalanan tiba-tiba masuk keraton" Yang biasanya suka outing tiba2 harus dirumah terus gegara COVID. Terus nggak sampe setengah tahun nikah sudah hamil. Ibu saya dokter, jadi pas COVID itu benar2 strict. Nggak boleh keluar rumah. Dari luar (apapun dan darimanapun) harus langsung mandi dan keramas. Masker hanya dibuka pas makan atau mandi saya. That strict. Karena kami sekeluarga juga terpapar COVID. walau alhamdulillah nggak ada yang sampai masuk RS.

Selama disana, istri saya selalu curhat ke saya kalau pembantu saya itu suka semena-mena (which in retrospect, memang iya). Entah ngatain "nggak bondo" atau "nunggu harta warisan doang" and some other stuff along that line including karena istri saya makannya banyak, biasnaya ada lauk yang bisa dibawa pulang dihabiskan semua sama istri saya yang hamil.. Ibu saya memang bilang ke istri saya yang hamil biar nggak usah bantu-bantu yang berat. Cukup banyak2 istirahat aja.

Sempat pecah secara terbuka dan istri saya hampir mau kabur karena kelakuan pembantu saya itu. Pembantu saya itu for the last 20+ years memang sudah ikut di rumah orang tua saya. Ibu saya mencoba menengahi dan membaikkan antara istri dan pembantu. Tapi istri saya itu suddenly, walau ratu jalanan, perkataannya itu selalu sopan, "nggak bisa saya bisa langsung memaafkan". Which in my opinion masih masuk akal walau ibu saya menerimanya agak aneh. Lalu istri saya menuduh ibu saya "berat" ke pembantu saya. Alasan istri saya, pembantu sudah 20+ tahun ikut sedangkan istri saya baru seumur jagung.

Lalu it even got worse. Saya jujur nggak tahu asal usul gosip ini dari mana, tapi di desa saya dan istri saya (kami ketemuannya di Malang dan kaget kalau desa mbah saya dan desa istri saya itu tetanggaan di kampung) muncul gosip "kalau saya ini mau dijodohkan bla bla bla". Since then, kalau ada sesuatu yang saya lakukan bagi dia tapi tidak sesuai dengan karep e selalu "kono lho, pegat o ben iso rabi karo menantu idaman mbokmu"(tuh, cerai aja ben isa nikah sama memantu idaman ibumu). Saya jujur sangat tidak senang dengan perlakuan ini. Karena walau saya masih banyak flaw saya sangat mencintai istri saya. Because I chose her with full of my consciense and judgement. Saya menyari calon istri yang mau saat hidup berada di bawah dan diatas tetapi saling cinta. And that what I see in my wife.

Setelah gosip itu beredar, semua tindakan-tindakan (yang menurut saya) baik dari keluarga inti atau extended family saya selalu direspon oleh istri saya dengan "mau ikut campur urusan rumah tangga" atau "biar nanti bisa diungkit lek ada sesuatu yang nggak sreg dengan mereka". Baik disini itu adalah kami sempat dibantu pindahan, dibantu juga dicarikan kontrakan baru karena saya pindah kerja. Dikunjungin every other week or two. and even monetary help soalnya anak saya juga sedang sakit TB.

Saya sempat dipesani oleh ibu saya, "lek cerita masalahmu, nango keluargane istrimu sebelum cerita ke ibu. Ben terbuka sama keluarganya" And I did it. and Demi Allah I swear that my wife extended family is the absolute nicest people I've ever met. And I did it religiously. Sebelum cerita ke orang tua saya, saya selalu cerita ke Budhe/Pakdhe/Mas/Mbak/Ipar istri saya dulu. And my wife responded as "Ganok sing membela aku, keluargaku ae mbelain kamu". And things also spiraling sampai kami sempat ada inciden antara pas lebaran 2022 tiba2 istri saya meledak di rumah budhenya sampe ninggal anak saya begitu saja seharian. Saya dan kakak-kakaknya nyari seharian keliling desa nyari istri saya.

Akibat insiden itu, istri saya sempat diruqyah oleh Pak Lik Ipar saya. Dan ternyata ada "yang nempelin" sehingga kadang bertindak irrasional. and things were getting better for a short respite. Istri juga sempat kami bawa ke mental health provider dan secara medis dan spiritual getting better.

Tapi good times grinds to halt. Beberapa minggu terakhir ini saya dan istri saya gesekan terus karena kita beberapa waktu terakhir memang banyak emergency spending karena anak saya sempat hospitalized dan membantu pakdhe istri saya juga habis kecelakaan. Money was become tight and we both know that we are not exactly a good thrift spender. Kita nggak hidup royal. Hidupnya menurut saya cukup mild dalam spending dan alhamdulillah gaji saya itu pretty much cukup untuk daily basis. We am trying to live independently.

Sempat saya mencoba memarahi istri saya karena perkataannya itu terkadang semakin menyakitkan. Saya juga mengiyakan karena I am not exactly a good role model even though I try my best to become one. Saya khawatirnya istri saya akan starting to (naudzubillah semoga jangan sampai) abusing my daughter entah secara verbal atau fisik. Kami sebenarnya ingin mencoba marriage conselling tapi gaji saya nggak bisa untuk mengakomodir routine visit, which we are in dire need.

Verbal abuse ke saya makin parah (walau saya nggak bisa menolak sepenuhnya karena ada beberapa hal yang memang benar). Saya mencoba bertahan untuk hanya sekedar memarahi secara lisan saya. Saya tidak ingin "kasar" ke istri saya because it is wrong to do so. But I'm running out of options. Kalau saya kabur ke desa, saya khawatir anak saya nanti gimana dan anak saya itu sangat attach dengan ibunya. Nelpon orang desa juga saya nggak yakin apakah bisa membantu. Dan menelpon orang tua saya is definitely out of option karena bakal memperkeruh suasana. Need advice on how to tackle this issue.
submitted by FoxtrotWhiskyTango to indonesia [link] [comments]


http://rodzice.org/