Kisah benar main mertua

Serani Gunawan, seorang wanita yang lebih memilih bercerai dari pada terus dikhianati oleh Agung-suaminya, serta diperlakukan tidak baik oleh mertua dan kakak iparnya. Namun Agung menyesal karena ternyara CEO baru perusahaan tempat dia bekerja adalah mantan istrinya. Karena selama ini Serani merahasiakan semua bisnis dan kekayaannya dari keluarga suaminya Dengan berbagai cara Agung dan sang pelakor terus berusaha untuk merebut harta Serani. Selama berjuang menyelamatkan dirinya dari segala kejahatan, Serani dibantu oleh dua pria tampan dan kaya raya. Bagaimana akhir kisah cinta Serani? Apakah ia dapat menemukan cinta sejatinya? Read more

Aku mencintai mu dan kau juga harus mencintai ku. Lelaki itu menoleh dan tersenyum remeh. Dia menatap perempuan itu dari kepala hingga ujung kaki, dia benar-benar menilai perempuan itu. Maaf, tapi aku tidak mencintai seorang pembunuh. **** Flavia Imtiaz adalah seorang psychopath yang sedang menjadi buronan di Italia. Dia memilih pindah ke Indonesia untuk menyelamatkan diri. Ia juga merubah semua identitasnya dan mengganti namanya menjadi Speranza Constanzo. Di Indonesia dia menjalankan hidup layaknya remaja pada umumnya. Tak disangka dia terobsesi dengan seorang lelaki introvert yang mengidap penyakit mematikan. Dia berambisi untuk mendapatkan lelaki itu, dia tidak pernah membiarkan lelaki itu disentuh oleh orang lain. Speranza pikir pindah ke Indonesia adalah pilihan yang tepat, namun nyatanya tidak. Dia malah menemukan sebuah kebenaran dari sebuah masalah yang bahkan sudah dia lupakan. Bagaimana hidup Speranza selanjutnya? Apa sebenarnya kebenaran tersebut? Dan apakah kisah cinta Speranza akan berakhir bahagia? **** Read more

Aku beli untuk kegunaan aku sial. Ni kau main sauk je macam hak kau lepastu tak inform. Time aku nak guna time rushing dah menyusahkan. Pukimak betul lah orang spesis macam ni.
Aku tak kisah kau nak pinjam tapi inform dulu lah cibai. Ni ws tak, mesej tak tiba2 barang tu lesap. Aku nak keluar pergi kerja rushing dah jadi satu masalah. Babi betul lah. Phone mahal2 tapi tak reti guna baik kau pakai public phone je babi.
Banyak kali aku bagitau pun tak paham jugak. Duit ada beli vape boleh, barang lain kau sauk orang lain punya macam hak kau. Bodoh bebal.

Kawin yuk, Hen! Desis Brian serius. Ogah! Tukas Heni tegas. Brian tertegun, mendadak hatinya terasa begitu pedih. Tapi kenapa, Hen? Heni menghirup udara banyak-banyak, Nama kamu Brian, depannya huruf B. Nama aku Heni, huruf depannya H. Ogah aja nanti di undangan nama kita disingkat jadi BH. Berlaku untuk backdrop nikahan kita juga, kan nggak keren! Brian melotot tajam, Jadi lamaran aku kau tolak cuma perkara huruf depan nama kita, Hen? Pada akhirnya, kesalahpahaman membuat Heni terpaksa harus mau Brian nikahi. Lantas bagaimana pernikahan itu kemudian? Apakah benar Heni tidak mau menikah dengan Brian? Lalu bagaimana hubungan keduanya ketika kemudian masa lalu Brian terungkap oleh sang istri? Sebuah bukti bahwa cinta itu unik, bahwa cinta bisa datang kapan saja, bahwa cinta itu sejatinya begitu sederhana. Disarankan membaca ANNOYING MARRIAGE terlebih dahulu di mana kisah ini bermula dari sana. Terima kasih. Cover by @reistyaa Read more

My younger SIL (lets call her B) just gave birth last year and I helped out a lot sebab dia ni takde suami. When she couldnt calm her newborn baby, i took over and said to her, “i understand how challenging this is, dont worry im here to help you. Dulu i pun ‘koyak’ juga lah masa jaga newborn sbb penat sgt and first time mom kan”. Then B with a straight face replied, “oh i takdelah koyak sebab anak kan. Kenapa i nak koyak dgn anak sendiri”. Well u should’ve said that to your face B bcs i always saw you lose it when your baby is cranky. How dare you guilt tripping me for not coming over to see u n your baby when i actually only went back to my parents house. Mcm aku ni tkde keje lain je nak mengadap kau.
I wont be like this if you were grateful enough for your family for accepting and helping and supporting you through your journey even though what you did was really really bad. You gave birth at a private hosp, your baby gets her monthly checkup at that same private hosp, your mom tanggung both of you 100% from your car loan to your baby’s diapers and milk. Your brother (my husband) took one for all by saying to our relatives that the baby is our adopted child even though its ridiculous bcs the baby looks exactly like you.
But you are still like your old self. Arrogant, entitled, spoiled and tak reti jaga mulut. You scolded me for breastfeeding your baby even though ive asked permission and its for the baby’s own good. You shamelessly go out and about bringing your baby everywhere. I said this bcs it invites question from people around us and my husband has to lie. Sometimes, when my husband’s friends came over and B happens to be there with her baby, she would suddenly come near to my husband while holding her baby over to my husb and said, “hi daddy”. Of course member husb aku pelik and tanya eh ni anak siapa? You even had the audacity to marah everyone including me sebab lambat uruskan your placenta. My BIL snapped and scolded you and then you went ahead and cried to your mom. So what did your mom do? Of course she called all of your siblings and gave them a scolding for making you cry. Except my husband sbb aku awal2 dah message dkt MIL explaining that we genuinely forgot about the placenta and we kept it safe, and you B dont need to marah2 everyone bcs we also have our plates full. FYI, the siblings tak kesian dkt B’s situation sbb ni bukan first time dia buat benda tu. Cumanya this time terpregnant.
B lives with my MIL. She dont have a job and her income is from my MIL. I dont give a damn about all those special treatment and privilege that she has. But when it comes to my baby, i would give a whole lot of damn ye. My 2yo baby dah tak rapat dgn my MIL ever since B gave birth. Im sad to see they no longer have the bond that they used to have but i decided to distance myself from B for the sake of my mental peace. Distancing from B means distancing from my MIL as well.
But B has crossed the line so so many times that i have to do this. One time, my husb asked B to watch our baby while we both were working. All of us were outside at the time. MIL was holding B’s baby so B was free to watch over my baby. About 10mins or so we suddenly couldnt hear our baby’s voice. Rupanya B tak jaga pun anak aku and she lost my baby. My mind went blank at the time. I just followed where my feet goes and thank god i immediately found my baby. Not a single apology came out of her mouth. Aku jaga anak kau mcm anak sendiri ye tapi kau buat anak aku mcm ni. My baby fell ill later that night sbb i think she was traumatised when she got lost. The next day B accidentally spilled my husb’s drink and she politely said, sorry sebab tertumpahkan air abg. Wah kau hilangkan ank aku tak pandai pulak nk mintak maaf.
There was one time B was so proud of her 5months baby at the time sebab kaki baby dia kuat, boleh tegakkan kaki. She said, “kaki my baby kuat betul lah kuat sgt utk umur dia. Tak macam your baby kan masa 5 bulan your baby lembik2 lagi kan?” Ughh aku lah kan masa tu rasa nak tumbuk je muka kau. Then i said, eh takdelah. Anak i 5 bulan dah pandai lompat2 dah dlm jumper tu”. Then later that evening i posted a story from my archive from when my baby was 5months old and she was jumping cheerfully in the jumperoo. Hahah puas hati aku. Aku tak pernah kisah kau nak bangga2 kan anak kau tapi tak perlu lah nak downkan or comparekan dgn anak org lain. Byk lagi lah kejadian2 compare ni berlaku. Mcm makcik bawang dah perangai kau.
Recently, we stayed at a hotel in a family room. Anak aku tak suka sgt dkt baby si B ni. If the baby cry, my daughter will cry too. If the baby scream, my daughter will scream too. Shes just uncomfortable around the baby. Imagine lah the chaos when both of them are in the same room. Tapi last2 anak aku jugak yg kena marah sbb tantrum padahal ank dia yg punca. My baby, husband and MIL went out first so B and i and her baby checked out later. I jokingly said haa senang sikit nak kemas kalau tak ada dua2 baby serentak. Then B said, “oh my baby takde masalah, senang je nak jaga, tak kuat nangis, baik and dengar kata”. Eh ank kau tu baru 10bulan mana pandai nk tantrum lagi tapi susah jugak nk buat kerja sbb nak kena pegang je. Well, lets see when your daughter turns 2 agak2 anak kau ok ke tak. Later that day when my baby was napping in her stroller, B suddenly said, “anak u tido baru nampak dia baik”, then she laughed. Erghh kau nk mengata anak aku pulak.
She used to bodyshame my baby saying my baby is kurus sangat lah and my MIL pun ckp ank aku kurus lah kesian lah tak makan lah. EXCUSE ME, anak aku ni tinggi mcm bapak dia and kurus mcm mak dia. Her weight is normal, tak pernah turun pun berat dia since lahir. And she didnt seem kurus to me and everyone else pun. Aku dah tak tahan aku post an angry stroy dkt ig abt ppl yg suka mengata badan ank org. Since then dia slow down psal badan ank aku. Last2 MIL bgtahu aku yg berat badan anak B turun 400gram. Thats a lot ye for an infant. Puncanya easy je, B didnt cook real food for her baby. Her main meal is cerelac and biscuits. Sometimes i prepare food for her baby and B mcm tak suka bila MIL puji baby suka makanan aku bagi tu. B rasa mcm tercabar. She was like, “sempat eh u masak. Oh lupa u kan mmg duduk rumah tak kerja”. Like i care? Dah anak kau lapar pstu kau pulak kata busy lah tak sempat lah.
Actually byk je lagi benda menyakitkan hati jadi but cukup lah ni je. My MIL got so upset that my daughter taknak dekat dia lagi dah. Im not responsible for that. Kalau dulu u always come over to my house to see your grandchild why now tak boleh dah? Im not gonna put myself through the emotional torture by being around B a lot. It comes with a price but thats what best for me.

Kalyna Prameswari, budak korporat ibu kota yang mencintai karya seni, terjebak dalam raga Kaluna Hermione Osmond, seorang tokoh antagonis dalam cerita roman picisan ringan dengan judul “Lily Princess” atau “Putri Bunga Lili. Masih merasa pusing dengan kenyataan baru yang dialaminya, Kalyna kembali dikejutkan dengan fakta-fakta yang tidak pernah diungkap dalam cerita “Lily Princess”. Rahasia-rahasia setiap tokoh mulai tersingkap, menjungkirbalikkan alur cerita yang selama ini Kalyna kira begitu manis dan menyenangkan hingga akhir. Kalau begini, apakah Kalyna masih dapat menganggap kehidupannya sebagai Kaluna hanya sebuah cerita, ataukah telah berubah menjadi kisah nyata yang benar-benar sedang dijalaninya? Kisahnya dalam kehidupannya? Read more

Di post ini, aku mau cerita bedasarkan kisah nyata dari sebagian besar orang yang pernah ngobrol sama aku (plus dengan pengalamanku pas bersama mereka) dan mungkin ini bisa menggerakkan hati atau kita makin positif sih. Ada 2 cerita yang bakalan aku bahas, dan kalian bisa pilih aja mau cerita mana yang mau kalian baca. And ofc, i make it short to save everyone's time.
The story has 2 perspective : Gojek, dan Tukang parkir (niatnya mau ada tambahan 1 lagi, yaitu cerita tentang guruku.. maybe next time i guess.)
Let's start with Gojek.
Gojek Kejadian ini terjadi pasca tahun 2021-an (kalo ga salah). Ceritanya, Sahabat jauh dari solo pulang ke sentul dan aku main sama beliau sambil ngobrol bareng kondisi-nya disana. Kami bercengkrama sampai dengan jam 8 malam, dan aku memutuskan untuk pulang (karena nyokap udah nyariin). Aku akhirnya dianterin pulang dengan mobil nyokap sahabatku yang kebetulan lagi satu jalan dari AEON. tapi, aku denger kabar kata-nya bokap-nya temen tiba-tiba sakit dan Nyokap-nya perlu beli obat. Aku nawarin untuk nemenin beli obat + nunjukin apotik terdekat, tapi akhirnya aku cukup minta diberhentiin aja di Lampu merah dekat CCM. Karena aku takut-nya mengganggu juga + takut pulang kemaleman. Cukup ucapan semoga cepat sembuh, dan akhirnya pergi ke kantor polisi perempatan CCM buat pesan Gojek.
Jujur, aku kaget ketika yang dateng ketika pesen Gojek yang dateng adalah perempuan. Aku ga permasalahin kamu kerja jadi apa... tapi dengan kondisi malem seperti ini dan beliau berani narik Gojek? oh my. That's a daring move and deserve my respect. Tapi pas aku mau naik, beliau bilang.. ini baru pertama kali dia ambil pesanan malem-malem dan kebetulan aga capek (kalo ga salah inget). Aku tawarin untuk ngendarain motornya (it was a scoopy. its has good handling but slow as snail speed. but it has good fuel economy. hehe, maaf terlalu mendiskripsikan motornya).
Kami ngobrol di jalan dong... tanya-tanya abis ngapain dan ini itu. Sampai aku nanya ke beliau "Ibu kenapa mau kerja jadi Go-Jek?". Beliau dengan lumayan santai-nya bilang something along like "Karena ada-nya ini pada saat ini, dan saya harus membiayain kedua anak saya". Aku sambil mengucapkan maaf nanya kepada beliau "Maaf bu, saya kalo boleh nanya.. Suami ibu apakah tidak kerja?". Beliau bilang "Suami saya kabur". That bring a chill on my spine... karena ini ngobrol secara langsung. Beliau bela-belain Nganter barang sampai malam, dan bahkan nyoba nge-gojek. it's somewhat shows how mother figure should always be. She wants nothing but her kids to become succeed and didnt end up like her.
And today 2024, i share her story to here... it shows that maybe even at the very rock bottom, you cannot see down but only up. and you need to keep on going whatever your situation is.
okay, Mari kita langsung aja cerita kedua.
Tukang Parkir Mixue Miksu (ga boleh nyebut merek meskipun keliatan dikit, atleast its for the sake of the funni)
Nah, ini sebenarnya kejadian yag masih baru-baru banget. Cerita-nya ini abis ngampus.. Karena lagi kepengen makan eskrim, pergilah aku ke Miksu deket Sate Tegal Laka-laka yang ada di cibinong. Kebetulan disitu ada tukang parkir (yang kebetulan sering ketemuan dan dia ramah).. ngobrol lah aku sama beliau. He give me many wise words dan saran sebelum beranjak ke dunia yang bener-bener dewasa. it was all fun and game.
But then, i ask him... "Tapi pak, dengan pemikiran dan wawasan yang luas. Kenapa bapak jadi tukang parkir?" He said ketika beliau di pelabuhan tanjung priuk, dulunya dia kerja sebagai pengangkut barang dan disukai sama bos-nya karena etos kerja-nya yang tinggi (Sambil nunjukin kertas kerja-nya, dan dokumen penting lainnya ketika kerja di pelabuhan tanjung priuk. I was surprised how did he trust me to the point to show me this). He got paid handsomely, dan dia kerja dari pagi ke pagi. Sampai ketika orang dalam plays along dan kompetisi yang ga sehat mulai masuk. Dia suka disenggol dan begitu sebagai-nya... dan bahkan sudah berfikir kalo sebagai pengangkut barang udah bukan passion dia lagi (karena terkadang dia mesti berantem pas ngangkut barang di jalan entah sama pungli, dll).
Dan dimasa dimana dia udah kepala 5 atau 6 ini (kalo ga salah). Dia hanya ingin meninggal dengan tenang aja. Dia bilang sama aku "Keinginan muda dan tau pasti berbeda. Semakin kamu tua, kamu semakin belajar kalo dalam hidup itu ga semuanya bisa kamu dapatkan. tapi kamu ga boleh nyerah, dan harus tekun".
He's respectable person... even as tukang parkir. Maybe some people doesnt have a choice and ended up like him. Bahkan orang berjasa kayak beliau aja di-injek". like damn..... Hope he's having a good day
That's the story for today folks. Have a good day !
edit : typo :b

I am M22 baru aja lulus, 2 bulan nganggur belum dapet kerja. Mau nanya buat bro and sis, kalau misal saya hidup sendirian, apakah nanti Net Income (Total Pemasukan dikurangi Spending) akan lebih gede dibanding punya pasangan dan beranak?
Asumsinya, kalau misal saya berpasangan, tentu income saya berasal dari dua sumber, yaitu saya dan istri, (saya gamau beristri IRT),
Tapi, di sisi lain, spending nya tentu lebih besar, antara lain:
Rumah harus lebih besar karena ane hidup berkeluarga. Kalau ane hidup sendiri, rumah kecil ga masalah.
Ada biaya buat ngurus dan sekolahin anak. Harus nyari lingkungan yang bagus buat perkembangan anak (yang mana cost lebih mahal juga, lol). Asumsi saya istri pasti mau punya anak, karena jarang perempuan mau childfree di Indonesia, gak kayak di USA.
Ditambah lagi, transfer ke ortu sama mertua.
Variabel waktu juga pertimbangan, kalau single, ane pulang dari kerja bisa pake waktu buat develop skill buat naikin value ane di mata bos, misal, kuliah sampe S3, atau ikut kursus biar, bisa naik jabatan.
Waktu ane juga bisa kepake buat hal lain di luar kerjaan, misal buat hobi di musik atau main game.
Kalau berkeluarga, waktu ane dipake buat interaksi dengan istri dan anak anak.
Kekurangan dari being single adalah sumber pemasukannya cuma ane sendiri, beda kalau punya istri yang kerja, sumber incomenya ada dua (as i said ane ga mau punya istri IRT). Tapi, hal tersebut dibarengi dengan spending yang makin gede jg.
Saya ga masalah hidup sendiri kalo emang net incomenya lebih banyak. Ada saran dari bros and sis? Thank you in advance
Edit: Gua cuma mau mutus rantai setan. Kakek nenek gua miskin. Bapak Ibu miskin. Kakak udah nikah skrng kepala 3 juga masih miskin. Kalau gua nikah dan punya anak, higher chance gua juga tetap miskin, kecuali istri gua kaya raya. Kalau gua punya anak, anak gua kemungkinan besar akan miskin juga, sama sepeti generasi pendahulu dia. Makanya gua mau mutus rantai dengan tidak menikah dan tidak punya anak

Hello people of Benares!
I will be visiting your city for a couple of days and wanted to get some feedback of my preliminary itinerary:
Day 1: Will arrive in the afternoon, plan to check in to my hotel and head out for lunch. Thinking of doing a boat tour in the evening along with seeing the aarti.
Day 2: Planning to visit the Kashi temple in the morning, I heard from the someone that it can get quite crowded in the day/afternoon and won’t be too keen on queuing in the heat.
After that I was hoping to do a guided tour of the city to learn about its significance and history, perhaps around the ghats? But I couldn’t find anything definitive, would love recommendations if anyone has any :)
Day 3: Planning to do a day trip to Sarnath and visiting the archaeological sites there along with the museum. Would love a guided tour here too but again couldn’t really find anything.
Leaving Benares the next day.
Planning to try and eat these while here:

• Chaat at Kashi/Deena Chaat
• Lassi at Blue/Pahalwan lassi
• Kachori Subzi at Ram bhandar / Neelu
• Paan (need recommendations)
• Baati Chokha restaurant

Would do you people think? Anything I should change, something else worth seeing, something I should try and eat?
Otherwise, what is the recommended way to do guided tours? It seems people are offering personal tours via GetYourGuide and the like, but is there something more “official” (perhaps run by the government/tourism department/reputable agencies)?
------ UPDATE ------
My trip is now over so here are some reflections for future visitors who come across this thread.

• Based on a recommendation I visited the Kashi temple in the morning around 7 AM and paid for the express darshan. The assigned pandit helped me cut through the crowd for the darshan but overall this visit left a sour taste in my mouth. Hundreds of people were trying to enter the main sanctum from several sides in long queues, but the police were pushing them away and closed their barricades for us “VIP” folk who had paid money. The actual sanctum was filthy with fluids spilled all over the ground, with a single tiny door serving as both entrance and exit, and priests were shouting/screaming at us to complete our prayers fast due to the crowds. Very poor management for such a sacred site.
• Did a boat ride on the Ganges in the evening and this was easily the highlight of the trip. Would have done this twice if I had time and the benefit of hindsight. The ghats look absolutely beautiful in the evening.
• Viewing the aarti from the boat was far from ideal - there are like 40 other people in your boat, which one of like 50+ boats, all cramped together far away from the actual aarti. It is diffcult to see or hear anything from this distance. Also these boats felt very dangerous/unsafe to me - they were ramming into each other to "lock in" on the main aarti ghat (several people got hurt after falling from jerks, somebody's hand got caught between two boats, yikes), and finally some people decided in all their wisdom to put fire-lit diyas in the water in the tiny spaces between the _wooden_ boats.

I managed to eat most of the stuff from my list and my assessment was:

• Loved Baati Chokha (both the actual Baati Chokha and also the standard North Indian thali)
• Had fantastic lassi at the Blue lassi shop. I was afraid it won’t be good due to all the hype, but it was delicious and quite different from what I have had in Delhi/Punjab.
• Chaat at Kashi chaat bhandaar was mediocre to me. Their famed tomato chaat felt just like bhaji (which is not the most ideal food to have in this heat) and other stuff like pani puri / tikki / palak pata chaat was just okay. This shop might be interesting for people who have never had chaat before, but I would wager most Indians can get better chaat in their own cities / other places in Varanasi.

Ini hanyalah opiniku jadi bisa saja tidak tepat atau tidak benar.
Orang Indonesia itu dari dulu udah terobsesi dengan sukses, sukses yang dimaksud itu banyak uang dan kaya raya. Menjadi kaya raya punya mobil mewah, rumah mewah, dll sudah menjadi indikator kesuksesan di Indonesia.
Udah dari kecil dari generasi ke generasi selalu ditanamkan sukses untuk punya banyak uang dan jadi kaya raya. Tidak sedikit anak diberi momongan untuk belajar lebih keras agar bisa mendapatkan banyak uang. Hal itu belum dengan maraknya motivator - motivator yang berhubungan dengan uang, belum lagi selebriti yang suka sekali pamer kekayaan di media.
Bahkan orang yang memiliki kegemaran atau hobi yang tidak menghasilkan uang pun seperti membaca buku, main gim, dll akan mendapatkan cibiran hingga dirinya tertekan karena overthinking.
Oleh karena itu orang-orang Indonesia banyak yang terhasut dan fomo untuk mengikuti metode-metode yang diyakini akan menghasilkan banyak uang secara instant walaupun kenyataannya gak seindah itu.
Dimulai dari bisnis MLM, fenomena Indra Kenz, lalu maraknya judol karena iklannya menghasut untuk mendapatkan banyak uang dengan instant. Dan sekarang yang lagi marak banyak bocah sekolah yang fomo dengan crypto, namun itu ada yang legal sayang nya ini nih mereka gak pernah diberi edukasi mengenai RESIKO. Crypto itu termasuk high risk dan harus menggunakan uang dingin ya kasarnya yang kayak gini mainannya orang kaya sih.
Disisi lain kurang nya kesadaran terhadap resiko karena motivasi yang ditanamkan sejak dulu sih, padahal diluar sana ada edukasi mengenai memanajemen resiko.

Konteks Indonesia of course
Belakangan di sosial media semakin santer isu anak muda nggak tertarik beli rumah. Terus kemudian saya lihat thread ini (https://twitter.com/txtcybstatus/1781752969073156411). Ternyata banyak juga yang nggak setuju kalau semisal benar-benar mengabaikan untuk membeli rumah.
Nah kemudian saya berpikir mungkin memang anak muda yang nggak tertarik beli rumah itu karena belum melihat kebutuhannya. Mungkin baru kepikiran pentingnya punya rumah setelah menikah sebagaimana thread saya yang pernah saya share mengenai mobil
Edit: rumah di sini bisa landed maupun apartemen
While we are at it, saya sekalian share thread deh biar yang masih single juga bisa ikut berpartisipasi ttg seberapa penting memiliki rumah atas nama sendiri dan atau pasangan apabila kalian belum menikah?
Pilihan
A. 0 Days. Kami sudah memiliki rumah atas nama saya dan/atau pasangan saya semenjak kami belum menikah, sehingga setelah hari pernikahan kita tinggal masuk saja atau finalisasi, yang mana proses-prosesnya itu nggak akan makan waktu 1 tahun.
B. 1-3 years. Kami memutuskan untuk tinggal bersama dengan orang tua/mertua, saudara/ipar, kos, mengontrak, dlsb yang intinya properti itu bukan atas nama kami berdua selama lebih kurang satu hingga tiga tahun, sambil kami mengusahakan memiliki rumah kami sendiri dalam periode waktu tersebut. Periode ini cukup singkat tapi kami optimistis bahwa kami bisa melakukan hal tersebut.
C.4-6 years. Kami memutuskan untuk tinggal bersama dengan orang tua/mertua, saudara/ipar, kos, mengontrak, dlsb yang intinya properti itu bukan atas nama kami berdua selama lebih kurang 4 hingga 6 tahun, sambil kami mengusahakan memiliki rumah kami sendiri dalam periode waktu tersebut. Periode ini tidak terlalu singkat tapi juga tidak terlalu lama, dan kelihatannya periode waktu tersebut cukup realistis untuk dijalankan, jadi kami tetap optimistis dengan menjaga ekspektasi
D. 7 years or more.Kami memutuskan untuk tinggal bersama dengan orang tua/mertua, saudara/ipar, kos, mengontrak, dlsb yang intinya properti itu bukan atas nama kami berdua selama 7 tahun atau lebih , sambil kami mengusahakan memiliki rumah kami sendiri dalam periode waktu tersebut. Periode ini sebenarnya cukup lama tapi dengan kondisi kami yang sekarang, kami agak pesimistis bisa memiliki rumah dalam jangka waktu dekat, dan periode ini kelihatannya yang paling realistis.
E. Irrelevant/Lihat hasil
View Poll

This post is a part of a series of posts where I draw attention to the similarities between the Jataka Tales and actual Indian history to give credence to my theory that the Jatakas are actually secretly historical records disguised as religious moral tales (https://www.reddit.com/IndianHistory/s/TLs7ZrFqre)
From Harshacharita we learn that the glory of a king of Kosala named Shrutavarman of Shravasti faded because a parrot heard his secret.
Unfortunately we're not given more information about this unique and interesting event, in this text or others. But thankfully we've the Jatakas which has a similar story and offers more details on what happened before and after. This story thus once again adds credence to my theory that the Jataka Tales are historical records, because this is such a unique event that hasn't happened elsewhere that there's no doubt that the Jataka is referencing this actual historical event only.
In the Maha Ummaga Jataka, a king of Panchala attempts to greatly expand his territory. But the parrot of the prime minister of the king of Videha, which is trained to fly around and spy on other kings, overhears the Panchala king's plans and warns the king of Videha which gives Videha enough time to prepare and thus they're able to weather the siege of Panchala's forces on their capital.
Even though the enemy king is stated to be from Panchala in the Jataka and the defending king from Videha, we know that the Jatakas mainly focus on the kings of Magadha and their battles (casting them as kings of Benares for the purposes of concealment). So the enemy king would actually be from a Janapada directly between Panchala and Videha as these are the clues given to us. And there's only one Mahajanapada that matches those parameters which is Kosala. Thus, once again the Jataka matches actual historical events.

Jadi sore ini tadi setir pulang dari puncak ke arah jakarta. Seperti biasa macet parah. Pas sampai di pertigaan taman safari dihadang oleh pak ogah supaya satu mobil bisa masuk ke depan mobil saya. Saya kasi lewat. Kemudian saya mulai inching lagi. Tetapi belum juga satu meter, samping kiri mobil saya di tabrak oleh mobil lain yang ternyata mobil militer. Karena anak sudah kecapean rewel dan saya punya insurance jadi saya abaikan. Di benak saya saya pasti benar karena statusnya ditabrak samping.
Ternyata supir mobil tersebut turun mendatangi mobil dan mulai ngomel ke saya. Intinya saya ke puncak hanya main sementara si oknum ini mengejar waktu. Tentu saja saya membela diri loh bapak yg nabrak saya, apakah kl kejar waktu diperbolehkan menabrak mobil lain? Dari mana saya tau Bapak kejar waktu? Waktu kejadian tidak ada sirine dan lampu kedip. Walau bapak bisa masuk ke depan saya juga tetap saja kena macet. Hanya selisih satu mobil. Intinya saya berani larena merasa benar ya.
Kemudian karena diklakson dari belakang maka oknum tersebut kembali ke mobilnya. Kemudian menyalip dari kanan saya melanggar arus dan memepet mobil saya tetapi untungnya saya sempat mengerem sehingga tidak mengenai mobilnya. Setelah itu berjalan beberapa meter dia memarkir mobilnya dan meminta saya saya turun atau ke kantor polisi saja. Of course saya pilih ke kantor polisi. Maka dia kembali naik ke mobilnya. Baru beberapa meter kemudian dia parkir lagi pinggir jalan, turun dan kembali meyuruh saya turun, ketika saya tidak mau karena saya pikir harus ke kantor polisi, oknum tersebut mulai menggedor kap mobil saya supaya saya turun.
Akhirnya saya juga menepi dan turun karena cemas kap mobil saya ikut penyok. Terjadilah percekcokan. Kali ini saya lihat lampu biru berkedip di bemper mobilnya yang tadinya tidak menyala. Oknum tersebut masih mengatakan intinya bahwa saya tidak mengutamakan kepentingan negara dan bahwa dia sedang konvoi dengan kendaraan di depan yang saya beri lewat sebelumnya. Catatan: tidak ada lampu hazzard, tidak ada lampu biru, tidak ada sirine bagaimana saya tahu mereka convoi? Di benak saya kondisi macet saya beri satu mobil lewat kemudian giliran saya lewat. Saya juga tetap pada pendirian bahwa tidak ada sign bahwa mereka convoi, kemudian apakah jika tidak saya beri lewat mobil saya boleh ditabrak? Saya tunjukkan jelas bahwa mobil saya baret panjang di samping sementara mobil militer ini penyok di ujung bemper depan kanan.
Untungnya sebelum lebih lanjut ada polisi datang entah dari mana. Langsung saya ceritakan kejadiannya. Dan tunjukkan bahwa saya ditabrak samping. Seketika oknum tersebut berubah 180 derajad. Mengatakan bahwa tujuannya meminta saya berhenti adalah klarifikasi, sebagai umat Islam dia mengikuti pelajaran x (dalam bahasa arab saya tidak paham dan juga lupa tepanya apa yg disebut karena saya bukan Muslim) jika dia yg salah akan minta maaf dsb. Jangan sampai saya mengatakan bahwa aparat negara semena-mena…
Kemudian polisi menyela supaya selesai perkaranya bagaimana. Langsung saya katakan bahwa dari awal saya tidak berniat memperkarakan, saya ada asuransi dan memang ada niat untuk claim karena ada penyok juga di tempat lain hasil istri menyerempet island di pompa bensin. Justru si oknum ini yang mencari perkara. Kemudian si polisi mengatakan kl seperti itu sudah clear. Si oknum tiba-tiba minta maaf dan saya dipersilakan pergi.
Menurut pendapat redditor apa yang sebenarnya diinginkan si oknum? Saya ada sempat terpikir negatif thinking bahwa ujungnya pemerasan, bisa jadi saya sengaja ditabrak. Apakah betul sampai menggebrak kap mobil saya karena agar aparat negara tidak disebut semena-mena? Menurut kalian apakah posisi saya salah? How would you handle this situation? I clearly didn’t do well but it is best I can do under the circumstances.
Thanks!

Nah timnas kalau di isi pemain lokal bagus gini, biar gw liat kungfu panda aja daripada main bola. Ayo boikot naturalisasi, pendapat Tahir benar tuh!